PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menorehkan performa sangat positif sepanjang kuartal I 2022. Laba bersih konsolidasi atau laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk BRI mencapai Rp 12,16 triliun.
Itu meningkat 78,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang mencapai Rp 6,82 triliun. Bahkan, capaian laba tersebut sudah melampaui masa sebelum dampak pandemi Covid-19 besar yakni laba pada kuartal I 2020 yakni sebesar Rp 8,17 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan BRI, Senin (25/4), laba bersih secara bank only juga meningkat signifikan yakni 63,4% year on year (yoy) dari Rp 6,6 triliun pada kuartal I 2021 menjadi Rp 10,9 triliun pada kuartal I 2022.
Pertumbuhan laba bersih ini sejalan dengan peningkatan pendapatan bunga bersih (net interst income/NII) secara konsolidasi sebesar 20% yoy dari Rp 25,58 triliun menjadi Rp 30,68 triliun.
Fee based income konsolidasi BRI naik 13,75% yoy dari Rp 4 triliun menjadi Rp 4,55 triliun.
Di sisi lain, kerugian penurunan nilai aset keuangan perseroan berkurang 10,2% dari 8,82 triliun pada kuartal I 2021 menjadi Rp 7,92 triliun.
Kredit dan pembiayaan konsolidasi BRI tumbuh 12,9% YoY menjadi 1,032,42 triliun dari Rp 914,2 triliun pada kuartal I 2021 dan secara year to date naik 3,01%. Sedangkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasi tumbuh 7,25% dari Rp 1.050,3 triliun menjadi Rp 1.126,49 triliun.
Kualitas aset BRI masih terjaga baik. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perseroan secara gross sedikit mengalami kenaikan dari 3,12% menjadi 3,15%. Namun, secara nett tercatat turun dari 0,86% ke 0,77%.
Loan to deposit ratio (LDR) BRI turun menjadi sebesar 87,14% dari semula 86,77%. Margin bunga bersih atau Net interest margin (NIM) turun dari 7% menjadi 6,85%.
Sumber Kontan, edit koranbumn