Rumah Sakit Umum (RSU) Pekerja terus menambah layanan baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar Cilincing dan Jakarta Utara pada umumnya.
Layanan terbaru yang ditawarkan RSU Pekerja berupa hemodialisis (cuci darah) dan terapi wicara yang dikhususkan bagi pasien yang baru saja mengalami stroke dan masih dalam proses terapi atau pemulihan.
Direktur Utama Rumah Sakit Umum dan Pekerja, dr Nur Adianti menjelaskan, layanan hemodialisis merupakan layanan baru di RSU Pekerja sebagai jawaban atas usulan masyarakat sekitar Cilincing beberapa tahun terakhir.
Mereka yang terbiasa menggunakan BPJS Kesehatan untuk hemodialisis ingin ada RSU yang dekat dengan tempat tinggal mereka.
Harapan tersebut kini jadi kenyataan. Masyarakat juga bisa mendapatkan manfaat layanan ini dengan menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan, biaya perusahaan atau asuransi tertentu yang telah bekerjasama.
Bagi pasien yang menginginkan pelayanan lebih privasi, RSU Pekerja juga menyiapkan hemodialisis VIP dengan layanan di ruangan tersendiri.
Seperti layanan reguler, hemodialisis VIP menurut Kepala Unit Pemasaran RSUP Pekerja, Astuti Rani, berada di lantai 5 RSU Pekerja KBN dengan jam layanan mulai pukul 07.00 hingga 18.00 WIB.
Bahkan, bagi pasien yang rutin cuci darah dari luar daerah, yang biasanya juga fasilitas kesehatan BPJS nya di alamat pasien, bisa memanfaatkan hemodialisis traveling. Yang terpenting, calon pasien telah memiliki pengantar dari fasilitas kesehatan (faskes) asal.
Sementara itu layanan baru pada Unit Rehabilitasi Medik berupa layanan terapi wicara. Menempati lan- tai I, layanan ini merupakan pengembangan dari layanan pasien stroke pasca mendapatkan terapi saraf dan lainnya namun masih kesulitan untuk berbicara.
Terapi wicara merupakan pelayanan untuk mengatasi gangguan bahasa, gangguan produksi bicara, lit- erasi, gangguan suara, gangguan resonansi, gangguan kognitif, gangguan irama kelancaran, gangguan makan dan menelan, rehabilitasi auditori, dan komunikasi multimodal.
Peran terapi wicara dalam penanganan stroke adalah membantu memaksimalkan fungsi menelan (disfagia), fungsi bahasa (afasia), dan fungsi bicara (disartria).
Terapi wicara bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Terapi ini melatih cara berbicara dan menelan dengan baik, serta memberi dukungan dan perhatian pada pasien. Deteksi dan pengobatan dini mampu meningkatkan prognosis bagi kebanyakan pasien dan mencegah gangguan memburuk.
Sumber KBN, edit koranbumn