PT Len Industri (Persero) mulai memproduksi Emergency Ventilator menggunakan komponen lokal dan desain dari BPPT dan ITB.
Perseroan juga melakukan pengembangan Controlled Ventury Base CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) yang membantu percepatan penyembuhan pasien virus corona atau Covid-19 stage 2 melalui proses menjaga konsistensi level oksigenasi dalam hemoglobin pasien.
Manajer Rekayasa Produk Unit Bisnis Industri PT Len Industri Sentot Rakhmad Abdi mengatakan untuk Ventilator BPPT saat ini sudah disertifikasi BPFK atau Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan.
Perseroan sedang memproduksi 10 unit ventilator untuk keperluan uji klinis di rumah sakit sebelum peralatan tersebut diedarkan secara legal ke rumah sakit seluruh Indonesia. Setelah lolos uji klinis maka produksi massal peralatan ini akan segera dilakukan.
Kapasitas produksi Len industri per hari pun diklaim bisa mencapai 50 unit ventilator tergantung pada ketersediaan komponen.
“Target produk yang diperlukan BPPT 600 unit, Len Industri akan melakukan produksi sebanyak 300 unit,” katanya melalui siaran pers, Selasa (12/5/2020).
Alat kesehatan buatan dalam negeri tersebut menggunakan material 100 persen kandungan lokal atau tidak ada yang impor. Adanya produksi ventilator tidak merubah line production di Len karena pada dasarnya produksi di Len bersifat fleksibel.
Untuk saat ini, harga kedua ventilator, baik dari BPPT maupun ITB belum secara resmi ditetapkan, karena produk yang dibuat masih ada penambahan fitur dan ventilator ITB saat ini masih ditujukan untuk keperluan donasi.
Adapun perusahaan lain yang ikut serta dalam produksi, yaitu PT MRB dan PT DI. Beberapa komponen ventilator dibuat sendiri oleh ITB. Saat ini kegiatan assembly komponen tersebut dilakukan oleh SMK, Polman, dan Polban.
Sementara itu, terdapat dua tipe ventilator, yaitu invasif dan non-invasif. Ventilator invasif adalah alat bantu pernafasan yang mana alat ini mengontrol keseluruhan pernafasan pasien disebabkan pasien dalam kondisi darurat.
Adapun ventilator non-invasif digunakan untuk pasien yang masih sadar dan mampu mengatur pernafasannya sendiri meskipun dalam kondisi sesak nafas.
Untuk pasien Covid-19, biasanya akan ditemui gejala pasien susah bernafas, sehingga dalam kondisi ini pasien bisa dibantu dengan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) atau ventilator non-invasif untuk membantu kerja paru-paru agar tidak terjadi disfungsi.
Teknologi ventilator yang dikembangkan ITB memiliki fungsi non-invasif atau menggunakan CPAP, yaitu untuk membantu memberikan pasokan oksigen kepada pasien secara terus menerus sesuai standar yang dibutuhkan. Alat ini tidak mengambil kontrol pernafasan, sehingga perannya hanya membantu kerja paru-paru.
Sumber Bisnis, edit koranbumn