Selama proses pengecoran uji slump perlu dilakukan untuk mengetahui kadar air pada adukan beton. Kegiatan ini dilakukan di laboratorium atau lapangan untuk menentukan konsistensi dan kekakuan dari campuran beton, apakah kekurangan air, kelebihan air atau cukup. Sebab, campuran beton yang terlalu cair akan menyebabkan mutu beton rendah dan lama mengering, sedangkan kekurangan air menyebabkan adukan tidak merata dan sulit untuk dicetak.
Terdapat beberapa alat yang diperlukan untuk uji slump diantaranya kerucut uji berdiameter 30 cm pada bagian bawah, 10 cm pada bagian atas dan tinggi 30 cm. Batang logam bulat berdiameter 10-16 mm dan berukuran 50 cm. Pelat logam rata dan kedap air sebagai alas, sendok adukan dan pita ukur.
Kerucut uji diisi dengan fresh beton, kemudian pemampatan dengan menusuk lapisan beton. Setelah itu, ratakan ujung atas, bersihkan dan alasi. Angkat cetakan tegak lurus ke atas, kemudian nilai slump dengan membalikan kerucut di sebelahnya. Bandingkan perbedaan tinggi hasil dengan cetakannya. Apabila bentuk slump runtuh berarti beton terlalu basah, apabila sebagian runtuh berarti adukan belum tercampur rata, apabila bentuknya ideal, berarti campuran sesuai dengan desainnya.
Sumber ADHI , Edit Koranbumn