Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dapat mulai beroperasi pada kuartal III/2023 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan dalam Rapat Kerja Menteri BUMN dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (20/3/2023).
Erick menjelaskan, progres pengerjaan fisik proyek LRT Jabodebek hingga 1 Maret 2023 telah mencapai 90,52 persen. Dia mengatakan, saat ini LRT tengah dilakukan site acceptance test (SAT) dan commissioning.
“Progres LRT saya laporkan sekarang sudah 90 persen dan mudah-mudahan kuartal III/2023 sudah dapat beroperasi,” jelas Erick dikutip dari Youtube Komisi VI DPR, Senin (20/3/2023).
Direktur Utama ADHI Entus Asnawi mengatakan, dalam kontrak LRT terdapat pembayaran yang bersifat turnkey atau pembayaran yang baru dilakukan ketika sudah pembangunan selesai.
“Dalam kontrak ini itu ada nilai yang pembayarannya itu turnkey pada saat proyek ini misalnya selesai di Juli baru kita dibayar Rp4,2 triliun,” ujar Entus.
Menurut Entus, pembayaran proyek yang bersifat turnkey disebabkan oleh fasilitas perbankan yang diperoleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak memenuhi untuk pembangunan. Namun, KAI mendapat penyertaan modal negara (PMN) untuk penambahan dana LRT.
KAI dahulu dapat PNM LRT hanya Rp7,8 triliun, sementara pinjaman dari perbankan hanya Rp18 triliun sampai Rp19 triliun. Ketika dijumlahkan hanya Rp28 triliun, sementara kebutuhan keseluruhan KAI untuk pembangunan LRT mencapai Rp34 triliun.
Adapun, KAI merupakan investor sekaligus operator pada proyek LRT. Sementara ADHI hanya berperan sebagai kontraktor dalam proyek ini.
Sumber Bisnis, edit koranbumn