Sejalan dengan dinamika perubahan yang sangat cepat pada iklim bisnis di era Turbulency, Uncertainty, Novelty, dan Ambiguity (TUNA). Penerapan Risk Management sudah melekat pada insan IP secara sistemik untuk memberi nilai tambah bagi perusahaan yang dituntut untuk sustain dengan inovasi dan pengembangan kedepannya salah satunya dengan pengembangan EBT dan Beyond kWh.
Hal tersebut terungkap dalam sambutan Direksi PT Indonesia Power dalam RISK TALK & RISK AWARD 2021 yang bertajuk “Budaya Risiko Sebagai Mitigasi Korporasi Dalam Menghadapi TUNA World”. Acara Risk Talk yang diisi dengan paparan dari expertise perusahaan juga diselenggarakan Risk Award dengan kategori Risk Officer, Top Risk Leader dan Implementasi Budaya Risiko yang melibatkan seluruh insan Indonesia Power Group.
Chairani Rachmatullah, SEVP Management Resiko PT PLN (Persero) yang manjadi narasumber menyampaikan bahwa industri secara teknologi akan terkait dengan digitalisasi, semua lini sekarang sudah menjadi keharusan, emisi sebagai tantangan 80% dihasilkan oleh industri energi. Resikonya harus dimitigasi dengan baik, belajar dan membuat strategi yang baik. Chairani mengapresiasi upaya IP salah satunya melalui ajang seperti ini, sosialisasi, pengendalian dan membuat kelompok kerja, risk culture harus digaungkan secara Nasional.
Dalam acara ini, juga diluncurkan Dashboard Enterprise Risk Management yang merupakan suatu sistem monitoring untuk para Direksi ,Komisaris serta Senior Leader untuk memantau risiko-risiko yang ada di Indonesia Power, diantaranya: Monitoring Rencana Mitigasi Risiko, Monitoring Profil Risiko , Monitoring DMR , Monitoring Risk Based RKAP , Monitoring Key Risk Indicator dan Monitoring Loss Events. Dashboard monitoring risiko ini menjadi Pioner di PLN Group dalam Implementasi Manajemen Risiko Terintegrasi.