PT Angkasa Pura I menerima sebanyak 450 permintaan penambahan penerbangan atau extra flight selama periode 18 Desember 2020 hingga 4 Januari 2020 dari sejumlah maskapai nasional dengan mayoritas menuju ke Bandara Ngurah Rai, Bali.
Direktur Operasi PT Angkasa Pura I Wendo Asrul Rose menjabarkan dari sebanyak 450 permintaan tersebut sebanyak 434 diantaranya menuju ke Bali. Wendo melanjutkan biasanya permintaan untuk penerbangan tambahan memang besar tetapi pada realisasinya tingkat permintaan hanya sebesar 20 persen hingga 25 persen dari yang telah diajukan.
Menurutnya pada periode sibuk akhir tahun ini, maskapai cenderung mempersiapkan ketersediaan slot sebelum pada akhirnya menyesuaikan dengan tingkat pemesanan tiket.
“Biasanya pengajuan ekstra flight besar tapi seperti yang sudah-sudah nggak besar realisasinya. Kalau kondisi normal 20 persen sampai 25 persen yang diterbangi. Tapi intinya yang penting mereka [maskapai] prepare booking dulu,” ujarnya, Rabu (16/12/20202).
Dia mengkalkulasikan dengan adanya sebanyak 450 permintaan berarti akan ada tambahan sebanyak 67.000 kursi tambahan yang disiapkan oleh maskapai.
Menurutnya dengan tingginya permintaan ke Bali, tingkat utilitas penerbangan tambahan tersebut juga masih akan menunggu kebijakan akhir dari regulator terkait dengan pengetatan persyaratan penumpang pesawat menuju ke Bali. Pasalnya pemerintah akan mengatur bahwa penumpang menuju ke Bali diwajibkan untuk tes uji usap pada H-2 keberangkatan.
“Keputusannya masih kita tunggu operator dan stakeholder memang dirjen udara belum memberikan guidance seperti apa dan yang harus dilakukan sebagai Bandar udara biasanya lewat surat edaran,” imbuhnya.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi juga menuturkan terkait dengan adanya kebijakan khusus dari pemerintah pada periode Nataru ini masih menunggu kepastian terkait ketentuan pemeriksaan kesehatan.
“Tapi kita sudah dapat surat edaran dari gubernur Bali ke bali wajib PCR. Ini yang secara resmi sudah dikeluarkan oleh Gubernur Bali. Namun Secara nasional memang masih menunggu. Pada prinsipnya kita sudah siap dengan ketentuan pemerintah dan ini akan berpengaruh pada jumlah angkutan penumpang,” katanya.
Faik memproyeksikan secara keseluruhan pada periode libur akhir tahun ini pergerakan penumpang akan jauh lebih rendah 45 persen dibandingkan dengan realisasi pada tahun lalu. Tahun lalu API dapat melayani sebanyak 4,6 juta penumpang sedangkan pada tahun ini hanya mencapai 2,4 juta penumpang.
Sejauh ini Faik menilai bersama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan pemangku kepentingan lainnya telah berkoordinasi dan menyiapkan posko terpadu nasional. Menurutnya, posko terpadu bandara ini akan dilakukan pengawasan secara khusus.
Operator bandara pelat merah tersebut juga mengantisipasi baik kondisi normal maupun kondisi cuaca ekstrem termasuk keadaan darurat khusus dengan TNI/Polri.
Sejauh ini jumlah penumpang tertinggi yang berhasil dicatatkan oleh AP I yakni sebanyak 119.000 per hari penumpang selama pandemi covid ini.
“Kami harapkan jumlah pergerakan nataru bisa melampaui itu. Pasalnya yang sedang kita upayakan bandara kita kekurangan penumpang. Jadi kami berharap sangat mudah mudahan di libur nataru ini bandara kita penuh lagi, ramai kembali dan mendapatkan jumlah penumpang lebih baik lagi,” tekan Faik.
Sumber Bisnis, edit koranbumn