Menjelang penyelenggaraan 26th DCVMN Annual General Meeting (AGM) di Bali pada 29–31 Oktober 2025, jejaring Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) menegaskan komitmennya dalam mendukung ketahanankesehatan global.
Pertemuan tahunan ke-26 Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) di Bali akan mempertemukan para produsen vaksin, lembaga kesehatan global, serta mitrastrategis di bawah tema “Advancing Innovation and Building a Resilient Vaccine Ecosystem for a Safer World.” DCVMN memandang pertemuan ini sebagai momentum penting untuk memperkuat suara produsen vaksin dari negara berkembang, menampilkan pencapaian ilmiahdan operasional mereka, serta memperkuat kemitraan yang dapat mengubah inovasi menjadipasokan vaksin yang berkelanjutan, relevan secara lokal, dan terjangkau.
Sepanjang tahun ini, DCVMN telah berupaya mengubah pengalaman nyata para produsen di lapangan menjadi solusi yang dapat diimplementasikan. Jejaring ini telah membawa berbagai perspektif praktis ke lebih dari 150 pertemuan dan sesi komite resmi bersama organisasiinternasional dan mitra global. CEO DCVMN, Rajinder Suri, juga aktif mewakili jaringan ini dalam sejumlah konferensi dan forum dunia untuk mengadvokasi kepastian regulasi, alihteknologi, ketahanan pasokan, serta akses vaksin yang adil.
Kelompok kerja (Working Groups) DCVMN yang terdiri dari para pakar di bidangnya telah menghasilkan tiga publikasi ilmiah terindeks yang disebarluaskan secara luas, sertamengembangkan keluaran praktis seperti modul pembelajaran daring (e-learning), analisisteknis, dan position paper yang dibagikan kepada para pemangku kepentingan global. Antara tahun 2015 hingga 2021, lebih dari 115 kolaborasi South-to-South terbentuk, menunjukkankekuatan DCVMN dalam menjembatani dialog menjadi aksi nyata bersama.
Dalam AGM ke-26 di Bali, para peserta akan membahas serangkaian prioritas strategis yang secara langsung mendukung tema tahun ini. Para ahli akan menelaah bagaimana prospekekonomi global tahun 2025 akan mempengaruhi pembiayaan kesehatan publik dan keterjangkauan vaksin. Sesi mengenai strategi regulasi akan membahas cara untuk menyelaraskan dan menyesuaikan jalur regulasi agar lebih sesuai bagi produsen di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Diskusi mengenai masa depan imunisasi akanmenyoroti pengembangan vaksin baru, teknologi, dan model distribusi yang inovatif.
Kawasan Afrika juga akan menjadi fokus utama, dengan sesi yang membahas pembentukanpermintaan, pengadaan terpadu, dan penetapan harga berkelanjutan untuk membangunketahanan di benua tersebut. Pembahasan mengenai pandemic agreement dan Pandemic Fund akan menilai bagaimana instrumen global dapat dioperasionalkan agar produsen di negara berkembang dapat berperan secara inklusif dan memperoleh dukungan yang memadai. Selain itu, arus inovasi akan menyoroti bagaimana kecerdasan buatan (AI), transformasidigital, dan teknologi baru dapat mempercepat pengembangan dan produksi vaksin, sementara panel pembiayaan akan mengeksplorasi mekanisme inovatif untuk menutupkesenjangan pendanaan.
Setiap sesi akan diarahkan pada pertanyaan utama yang bersifat praktis: bagaimanamenjadikan inovasi sebagai tindakan nyata dalam mengembangkan, memproduksi, dan mendistribusikan vaksin yang terjangkau, serta memastikan pengirimannya tepat waktu bagi populasi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang paling membutuhkan.
Tujuan DCVMN dalam penyelenggaraan AGM ini mencakup tiga hal utama. Pertama, menyediakan platform tepercaya dan unik di mana produsen vaksin dari negara berkembangdapat menyampaikan pandangan mereka secara langsung kepada komunitas global, sertamembuka ruang komunikasi yang transparan antara lembaga internasional dan industri. Kedua, memicu terbentuknya kemitraan baru, baik kolaborasi North–South maupun South–South, yang memperkuat kapasitas produksi lokal dan regional serta membangun ekosistemyang lebih tangguh. Ketiga, menciptakan momen pembelajaran yang memperkenalkan para produsen dan mitra terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, dan peluang pendanaan baru yang dapat diadaptasi sesuai konteks lokal.
Pesan DCVMN kepada komunitas global sangat jelas: membangun ekosistem vaksin yang tangguh membutuhkan kemitraan dengan produsen di negara berkembang, karena mereka merupakan pemasok utama bagi lembaga vaksin dunia seperti Gavi, UNICEF, dan PAHO. Hal ini juga menuntut penyelarasan sistem regulasi dan pembiayaan dengan kebutuhan dan realitas di lapangan, serta investasi pada teknologi dan kolaborasi yang mempercepatpengembangan dan peningkatan kapasitas produksi vaksin. Ketika para produsen dibekalidengan sumber daya, memiliki koneksi yang kuat, dan didengarkan tepat waktu, sistem kesehatan global akan menjadi lebih prediktif, efisien, dan adil dalam menyediakan vaksinyang aman, efektif, serta berkualitas dengan harga yang terjangkau.
“Advancing innovation and building resilient vaccine ecosystems is not an abstract ambition. It is a practical imperative!” ujar Rajinder Suri, CEO DCVMN. “Di Bali, kami akanmenghubungkan pengalaman nyata di lapangan dengan instrumen global, strategi regulasi, serta kemitraan dan kolaborasi yang kuat untuk memastikan vaksin-vaksin baru dapat dikembangkan, diproduksi, dan disalurkan ke tempat yang paling membutuhkan.”
Sementara itu, sebagai co-host sekaligus salah satu anggota pendiri Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN), Bio Farma menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat kemandirian vaksin dan ketahanan kesehatan global, sejalan dengan misiDCVMN yang berorientasi pada peningkatan kesehatan publik.
Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya, menuturkan bahwa forum ini menjadimomentum penting untuk mempererat sinergi strategis antaranggota jaringan produsenvaksin negara berkembang. “Sebagai co-host dan bagian dari DCVMN, Bio Farma berkomitmen menjadikan forum ini sebagai ajang kolaborasi strategis untuk memperkuatekosistem vaksin global yang inovatif, berkelanjutan, dan berkeadilan. Melalui pertemuanini, kami ingin menunjukkan kontribusi nyata Indonesia dalam memperkuat kemandirianvaksin di tingkat global,” ujar Shadiq.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi dalam DCVMN tidak hanya bertujuan menjagakemandirian produksi vaksin, tetapi juga memastikan akses yang lebih adil bagi seluruhnegara di dunia. “Melalui pertukaran pengetahuan, peningkatan kapasitas, dan inovasiteknologi, kami membuktikan bahwa produsen vaksin dari negara berkembang mampumenjadi garda terdepan dalam menciptakan ketahanan kesehatan global yang berkeadilan,” pungkasnya.
Melalui penyelenggaraan 26th DCVMN AGM di Bali pada 29–31 Oktober 2025, Bio Farma dan DCVMN menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat kolaborasi, mendoronginovasi, dan membangun sistem kesehatan global yang berkelanjutan demi tercapainya akses vaksin yang merata dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat dunia.
Tentang DCVMN
Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) adalah aliansi global yang beranggotakan 46 produsen vaksin dari 17 negara berkembang. Didirikan pada tahun 2000, DCVMN berkomitmen memperkuat kesehatan masyarakat melalui akses yang adil terhadapvaksin berkualitas tinggi.
DCVMN mendorong kolaborasi antaranggota melalui advokasi, pengembangan kapasitas, pelatihan profesional, serta inisiatif riset bersama, dengan tujuan memperkuat program imunisasi global.
Bekerja sama dengan organisasi kesehatan dunia seperti WHO, UNICEF, GAVI, CEPI, PATH, CHAI, dan Gates Foundation, DCVMN berupaya memastikan setiap negara memilikikemampuan untuk memproduksi dan menyediakan vaksin yang terjangkau dan menyelamatkan jiwa. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi dcvmn.org.
Tentang Bio Farma
PT Bio Farma (Persero) adalah perusahaan life science Indonesia yang merupakan Badan Usaha Milik Negara dan produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara.
Didirikan pada tahun 1890 dan berkantor pusat di Bandung, Bio Farma memproduksi dan mendistribusikan vaksin ke lebih dari 150 negara, serta berperan aktif dalam penelitian, pengembangan bioteknologi, dan penguatan ketahanan kesehatan dunia.
Sebagai anggota DCVMN, Bio Farma terus berkontribusi dalam kolaborasi internasionaluntuk memastikan akses vaksin yang setara dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakatglobal. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.biofarma.co.id.














