Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi antusias melihat progress pembangunan Makassar New Port dan optimistis salah satu proyek strategis nasional di Kawasan Timur Indonesia (KTI) ini bakal rampung sesuai target yang ditetapkan.
Hal itu diungkap Menhub Budi Karya saat mengunjungi lokasi pembangunan Makassar New Port (MNP), didampingi didampingi Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Rahmatullah, Direktur Utama PT Pelindo IV (Persero), Doso Agung, Direktur Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan Pelindo IV, Farid Padang dan General Manager (GM) Terminal Petikemas Makassar (TPM), Yosef Benny Rohy, Rabu (12 September 2018).
Menhub Budi Karya mengatakan, secara teknis pembangunan MNP sudah selesai. “Tinggal tahap finishing dan mendatangkan peralatan saja. Mestinya bisa diresmikan pada Oktober tahun ini.”
Menurutnya, daya tampung atau kapasitas penumpukan petikemas yang dimiliki MNP cukup besar, yaitu mencapai 1,5 juta TEUs per tahun. Hal ini penting untuk perkembangan industri yang ada di Makassar kedepannya nanti.
“Oleh karena itu, sangat penting juga bagaimana industri-industri yang ada di Makassar, untuk saling berkolaborasi dengan Pelindo IV, sehingga ekspor impor dari dan ke Makassar bisa meningkat. Tujuannya, bagaimana efisiensi itu tercapai. Bagaimana kecepatan proses bongkar muat itu bisa tercapai dan akhirnya kegiatan ekspor juga menjadi lebih banyak,” paparnya.
“Karena kalau ekspornya banyak, nantinya investasi industri yang ada di Makassar juga akan bertambah.”
Sementara itu, Direktur Utama PT Pelindo IV, Doso Agung menyebutkan hingga 11 September 2018, progress pembangunan MNP Tahap IA telah mencapai 82,86%. Terdiri dari Paket A 94,84%, Paket B 82,58% dan Paket C 64,84%.
“Hingga 11 September 2018, realisasi kegiatan untuk Paket A yaitu upper structure dermaga,” kata Doso.
Sementara realisasi kegiatan untuk Paket B meliputi pekerjaan revetment, pengecoran saluran precast, pekerjaan perkerasan paving block dan rigid, serta pekerjaan dredging kolam putar. Untuk Paket C, kegiatan yang sudah terealisasi yaitu produksi core 1 – 5 kg, produksi underlayer 5 – 10 kg, pemasangan core breakwater (1 – 5 kg) dan pemasangan toe protection breakwater (100 – 160 kg).
Doso mengatakan, sistem dermaga yang diaplikasikan adalah secant pile dengan sistem boring yang bisa mengefisiensikan waktu dan biaya dengan kualitas yang lebih baik, di mana penerapannya baru ada dua di dunia, yaitu di Liverpool dan Makassar New Port.
“Dermaga ini adalah dermaga modern yang terkoneksi dengan jaringan kereta api Trans Sulawesi dan akan dioperasikan terintegrasi dengan pusat logistik Kawasan Berikat.
Proyek MNP telah ditinjau oleh Wapres, Jusuf Kalla dan Menteri BUMN, Rini M. Soemarno beberapa waktu lalu dan proyek ini merupakan Proyek Strategis Nasional,” tegasnya.
Dia menambahkan, diperlukan integrase jaringan jalan dari gate MNP ke jalan tol dengan koordinasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan menurut Kepala Staf Kepresidenan RI, Jenderal (Purn) TNI, Moeldoko saat berkunjung pada 22 April 2018, akan ada tindak lanjut setelah mendengar informasi yang disampaikan Doso Agung saat itu.
Sumber Situs Web Pelindo IV
Hal itu diungkap Menhub Budi Karya saat mengunjungi lokasi pembangunan Makassar New Port (MNP), didampingi didampingi Kepala Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Rahmatullah, Direktur Utama PT Pelindo IV (Persero), Doso Agung, Direktur Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan Pelindo IV, Farid Padang dan General Manager (GM) Terminal Petikemas Makassar (TPM), Yosef Benny Rohy, Rabu (12 September 2018).
Menhub Budi Karya mengatakan, secara teknis pembangunan MNP sudah selesai. “Tinggal tahap finishing dan mendatangkan peralatan saja. Mestinya bisa diresmikan pada Oktober tahun ini.”
Menurutnya, daya tampung atau kapasitas penumpukan petikemas yang dimiliki MNP cukup besar, yaitu mencapai 1,5 juta TEUs per tahun. Hal ini penting untuk perkembangan industri yang ada di Makassar kedepannya nanti.
“Oleh karena itu, sangat penting juga bagaimana industri-industri yang ada di Makassar, untuk saling berkolaborasi dengan Pelindo IV, sehingga ekspor impor dari dan ke Makassar bisa meningkat. Tujuannya, bagaimana efisiensi itu tercapai. Bagaimana kecepatan proses bongkar muat itu bisa tercapai dan akhirnya kegiatan ekspor juga menjadi lebih banyak,” paparnya.
“Karena kalau ekspornya banyak, nantinya investasi industri yang ada di Makassar juga akan bertambah.”
Sementara itu, Direktur Utama PT Pelindo IV, Doso Agung menyebutkan hingga 11 September 2018, progress pembangunan MNP Tahap IA telah mencapai 82,86%. Terdiri dari Paket A 94,84%, Paket B 82,58% dan Paket C 64,84%.
“Hingga 11 September 2018, realisasi kegiatan untuk Paket A yaitu upper structure dermaga,” kata Doso.
Sementara realisasi kegiatan untuk Paket B meliputi pekerjaan revetment, pengecoran saluran precast, pekerjaan perkerasan paving block dan rigid, serta pekerjaan dredging kolam putar. Untuk Paket C, kegiatan yang sudah terealisasi yaitu produksi core 1 – 5 kg, produksi underlayer 5 – 10 kg, pemasangan core breakwater (1 – 5 kg) dan pemasangan toe protection breakwater (100 – 160 kg).
Doso mengatakan, sistem dermaga yang diaplikasikan adalah secant pile dengan sistem boring yang bisa mengefisiensikan waktu dan biaya dengan kualitas yang lebih baik, di mana penerapannya baru ada dua di dunia, yaitu di Liverpool dan Makassar New Port.
“Dermaga ini adalah dermaga modern yang terkoneksi dengan jaringan kereta api Trans Sulawesi dan akan dioperasikan terintegrasi dengan pusat logistik Kawasan Berikat.
Proyek MNP telah ditinjau oleh Wapres, Jusuf Kalla dan Menteri BUMN, Rini M. Soemarno beberapa waktu lalu dan proyek ini merupakan Proyek Strategis Nasional,” tegasnya.
Dia menambahkan, diperlukan integrase jaringan jalan dari gate MNP ke jalan tol dengan koordinasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan menurut Kepala Staf Kepresidenan RI, Jenderal (Purn) TNI, Moeldoko saat berkunjung pada 22 April 2018, akan ada tindak lanjut setelah mendengar informasi yang disampaikan Doso Agung saat itu.
Sumber Situs Web Pelindo IV