PT Bio Farma menerapkan 2D data matrix dalam kemasan primer, sekunder dan tersier untuk memastikan identifikasi dan otentikasi dengan teknologi internet of things (IoT) sebagai upaya kelancaran program vaksinasi.
Hal itu dilakukan dengan memasang sensor suhu dan GPS (global position system) pada kendaraan angkutan vaksin berpendingin sehingga suhu ruang penyimpanan vaksin dalam kendaraan dan posisi pergerakan kendaraan selama perjalanan dapat dipantau secara real time kapanpun dibutuhkan.
Untuk kebutuhan otentifikasi, monitoring posisi kendaraan dan suhu vaksin, Holding BUMN Farmasi telah membangun Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) yang terintegrasi secara bertahap dengan sistem lain di dalam dan di luar Holding BUMN Farmasi termasuk command center yang dilengkapi dengan dashboard IoT.
Fungsinya, untuk memonitor segala kondisi yang terjadi dalam perjalanan, termasuk batasan suhu yang dipantau secara real time, lokasi, kecepatan dan kondisi darurat lainnya serta dashboard pelacakan vaksin untuk memonitor pergerakan vaksin.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya mengapresiasi dengan hadirnya SMDV, dan berharap akan diintegrasikan dengan sistem di Kementerian Kesehatan. Pihaknya pun berharap SMDV dapat terintegrasi secara digital, dengan sistem yang ada di Kementerian Kesehatan.
“Sehingga bisa diterapkan sampai dengan layanan atau fasilitas kesehatan yang ada di seluruh Indonesia,” katanya melalui siaran pers, Selasa (5/1/2021).
Direktur Digital Healthcare Bio Farma Soleh Ayubi mengatakan sistem yang diberi nama SMDV ini akan diterapkan perdana pada pendistribusian vaksin CoronaVac dari Sinovac untuk seluruh tenaga kesehatan yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia.
Menurutnya, perseroan memiliki pengalaman panjang di tingkat nasional dan global, dalam hal pendistribusian vaksin, yang sesuai dengan prinsip good distribution practice (GDP) atau cara distribusi obat yang baik (CDOB), salah satunya adalah pemantauan posisi dan suhu selama dalam perjalanan dari Bio Farma hingga titik akhir pengantaran.
“Dari pengalaman tersebut, kami melengkapinya dengan teknologi digital IoT yang dapat dimonitor melalui Command Center Holding BUMN Farmasi. Pusat komando ini merupakan salah satu cara Bio Farma untuk menjamin kualitas vaksin dengan memanfaatkan teknologi digital,” katanya.
Soleh menambahkan bahwa apabila selama perjalanan terdeteksi suhu di luar batasan yang ditentukan maka sistem akan mengirim peringatan (alert) ke Command Center untuk selanjutnya petugas akan mengambil tindakan dengan menghubungi driver yang membawa kendaraan tersebut dan memberikan instruksi yang diperlukan.
Selain dashboard IoT sebagaimana dijelaskan di atas, pergerakan vaksin dapat dimonitor di Command Center ini dengan alur proses, yaitu pada saat pengiriman vaksin, dapat dimonitor berapa total total keseluruhan jumlah delivery order (DO), jumlah DO yang siap dikirim, jumlah DO yang dalam perjalanan dan jumlah DO yang sudah sampai.
Selain itu juga bisa melihat perbandingan antara DO untuk jalur pemerintah dan jalur mandiri, peta pengantaran DO, rasio pengiriman DO yang terlambat sampai maupun sesuai waktu serta melihat detail dari DO (nomor DO, kode tersier, kode sekunder dan kode vial).
Pada akhirnya, informasi yang ditampilkan di command center ini juga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak-pihak terkait sesuai dengan wewenang guna menjamin kualitas dan keamanan vaksin, serta disebarkan sesuai alokasi secara cepat, efektif, dan efisien.
Sumber Bisnis, edit koranbumn