Menteri BUMN, Rini M Soemarno melakukan kunjungan kerja ke lokasi pembangunan salah satu proyek strategis Nasional, Makassar New Port (MNP), yang dibangun oleh PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), Senin, 15 Januari 2018.
Dalam tinjauan ini, Menteri Rini didampingi Deputi Bidang Energi, Logistik, dan Pariwisata Edwin Hidayat Abdullah, Sekretaris Menteri BUMN Imam A. Putro, Direktur Utama Pelindo IV Doso Agung, Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (Persero) /PT PLN Sofyan Basir dan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Achmad Baiquni.
Menteri Rini mengatakan, Proyek Makassar New Port milik PT Pelindo IV merupakan bagian dari program Tol Laut yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Pembangunan proyek ini diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan di kawasan Sulawesi dan Indonesia Timur di tengah pesatnya peningkatan arus peti kemas dan kebutuhan arus transportasi atau perpindahan barang.
“Pembangunan MNP bertujuan mendukung gagasan tol laut Presiden Jokowi yang membutuhkan pelabuhan yang handal dan efisien. Saya berkunjung ke sini untuk memberikan dukungan langsung bagi pelaksanaan proyek strategis ini. Pemerintah terus mendorong agar pembangunan proyek ini dapat berjalan sesuai dengan yang ditargetkan sehingga dapat melayani kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.
Rini juga menambahkan, selain memperkuat sistem logistik nasional, pembangunan Makassar New Port juga pada akhirnya akan meningkatkan konektivitas antar pulau di Indonesia. Kehadiran MNP diyakini akan mendorong peningkatan konektivitas diwilayah Indonesia Timur yang pada akhirnya mampu mendorong peningkatan aktivitas ekonomi dan percepatan pembangunan nasional.
Makassar New Port dibangun sejak tahun 2015 dan dibagi dalam dua tahap pembangunan dimana target keseluruhan dari proyek ini dapat beroperasi di tahun 2022. Tahap pertama dibagi dalam tiga paket pengerjaan yakni paket A, B dan C. Saat ini, pembangunan tahap IA mencapai 57,99%, Tahap IB mencapai 62,34% dan Tahap IC baru mencapai 39,30%. Sementara total keseluruhan penyelesaian pembangunan proyek tahap I diproyeksi selesai di akhir tahun 2018.
Dalam kesempatan yang sama, Doso mengatakan, “Pembangunan MNP Tahap I ditargetkan rampung pada akhir 2018, sehingga operasional pelayanan peti kemas memungkinkan dilakukan pada awal 2019 mendatang.” Per 14 Januari 2018, total progress konstruksi fisik dari proyek tersebut telah mencapai 58,26%. “Progress di Tahap I A mencapai 57,99%, Tahap I B 62,34% dan Tahap I C 39,30%,” lanjutnya.
Kepala Satuan Pengelola Proyek MNP, Arwin menambahkan bahwa pembangunan MNP terbagi dalam beberapa tahapan utama, di mana untuk Tahap I terdiri dari tiga paket pengerjaan yakni paket A, B dan C.
“Secara terperinci, pengerjaan paket A meliputi pembangunan akses jalan, dermaga dan lapangan penumpukan peti kemas yang akan memiliki kapasitas terpasang mencapai 1,5 juta twenty-foot equivalent unit (TEUs),” urainya.
Sementara itu, kegiatan untuk paket B mencakup reklamasi seluas kurang lebih 13 hektare, causeway kurang lebih 1.276 meter, lapangan peti kemas sekitar lebih 16 hektare dan pengerukan kolam pelabuhan 16,0 mean low water springs (mLWS). Sedangkan kegiatan untuk paket C berupa pembangunan breakwater sepanjang 1.310 meter.
Arwin menyebutkan, kebutuhan investasi setiap paket untuk Tahap I ini yakni, paket A menyerap anggaran sebesar Rp326 miliar, paket B sebesar Rp1,06 triliun dan untuk paket C mencapai Rp228 miliar.
Dikutip Rilis Bagian Humas dan Protokol Kementerian BUMN
koranbumn01