Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, dividen perusahaan pelat merah di tahun ini akan meleset dari prediksi sebelumnya yang diperkirakan akan meningkat bahkan sampai 2x lipat.
“Tapi pada kondisi saat ini, sejujurnya untuk dividen 2020 pun kemungkinan kami meleset, di 2021 pastinya jauh sekali. Dikarenakan kami sudah melihat bagaimana dampak-dampak yang terjadi di BUMN, maka diharapkan pada 2022 sudah kembali stabil,” ujar Erick di dalam agenda Rapat Kerja secara virtual dengan Komisi VI DPR RI, Jumat (3/4).
Untuk itu, kata Erick, pihaknya telah menyiapkan agenda besar untuk melakukan transformasi agar dapat menstabilkan dampak tadi.
Pertama, fokus BUMN. Rencana transformasinya adalah melakukan klasifikasi BUMN berdasarkan nilai ekonomi, pelayanan publik, atau keduanya. Status update saat ini, Kementerian BUMN sedang dalam tahap finalisasi pemetaan manajemen portofolio.
Kedua, dinamika portofolio. Rencana transformasinya adalah Kementerian BUMN dapat menutup, menggabungkan, dan/atau membentuk kemitraan strategis. Adapun status update pada saat ini, Kementerian BUMN akan segera melakukan rasionalisasi anak perusahaan BUMN.
“Pada saat ini kami sudah melakukan langkah. Hari ini Garuda Indonesia menutup 6 anak usahanya. Lalu, Pertamina 25 anak perusahaan dalam 2 tahun, tahun ini 8 dan tahun depan 17. Lalu Telkom diusahakan tahun ini 20. Tapi ini masih 3 perusahaan dan ini kita minta terus,” ungkap Erick.
Tak hanya itu, Erick juga memastikan agar berbagai penutupan ini harus mengutamakan agar para pekerja tidak dikeluarkan, atau dengan kata lain akan digabungkan usaha-usaha lain.
“Tetapi lebih diprioritaskan untuk efisiensi bagi keuangan dan memperkuat cashflow,” lanjutnya.
Ketiga, penanganan proyek strategis. Rencana transformasinya adalah BUMN tetap bertanggung jawab terhadap pembiayaan Public Service Obligation (PSO) melalui formalisasi pendanaan pemerintah.
“Namun, kami sudah rapat 2-3x dengan Kementerian ESDM, dan Kementerian Keuangan, bukan tidak mungkin ke depan seluruh subsidi yang masuk sudah ditiadakan, tetapi langsung ke rakyat. Seperti pupuk, listrik, dan lain-lain,” ujar Erick.
Keempat, pembangunan ekosistem. Rencana transformasinya adalah, BUMN membangun ekosistem yang sehat dengan kolaborasi antara BUMN, BUMD, BUMDes, swasta dan mitra strategis. Salah satunya juga untuk Covid-19, karena seperti diketahui BUMN memiliki keterbatasan pemanfaatkan rumah sakit (RS).
Kata Erick, dari 65 RS BUMN hanya ada sebanyak 35 RS yang siap untuk penanganan Covid-19. “Karena itu kemarin kami rapat dengan para pemilik RS Swasta dan tentu oleh swasta bagaimana kami menyinergikan terutama di tempat-tempat epicentrum,” lanjut dia.
Erick juga mengatakan, pihaknya telah melakukan kesepakatan dengan pemerintah DKI Jakarta megenai moda integrasi transportasi. Dengan kondisi saat ini, Kementerian BUMN tetap menjalankan dan juga mendorong beberapa renovasi yang ada di Tanah Abang, Pasar Senen, Juanda, Sudirman agar tetap berjalan.
Hal ini dilakukan sesuai dengan target yang diharapkan, bahwa pada Februari 2021 berbagai kesepakatan tersebut sudah selesai dan sudah bisa berjalan dengan baik.
“Lalu juga Semen Indonesia dengan rembang, kami mungkin akan finalisasi dengan gubernur Jawa Tengah dalam minggu depan. Walaupun tanda tangannya virtual tetapi ini bagaimana kami membangun ekosistem antar BUMN dengan desa, yaitu hasil kerja samanya sendiri akan membantu penyerapan tenaga kerja sebanyak 1000 orang,” ungkap Erick.
Di mana 80% tenaga kerja berasal dari Rembang untuk pabrik dan 245 tenaga kerja untuk BUMDes. Lalu, BUMN juga berkomitmen untuk terus menurunkan angka kemiskinan, dari yang sebelumnya 19% lalu pada tahun 2015 menjadi 15%.
Kelima, tata kelola (governance). Kementerian BUMN menentukan pimpinan dan model bisnis setiap klaster BUMN. Saat ini, Kementerian BUMN sedang dalam proses finalisasi menekan klaster BUMN dari 27 klaster menjadi 14-16 klaster.
Namun, Erick menegaskan ini tidak ada hubungan dengan subholding. Klaster ini tentu lebih kecil dari jumlah subholding yang akan dilakukan oleh BUMN ke depannya.
“Karena klaster ini harus sesuai dengan arahan waktu itu, yaitu harus juga dilihat dari sisi value chains atau juga supply chains. Oleh karena itu, kami mengurangi lagi klasternya seperti ini, sehingga kedua wamen nanti hanya memegang 7-8 klaster. Jadi kami harap ke depan jumlah perusahaan BUMN terus berkurang, sehingga dapat menjadi efisien dan kuat di perekonomian,” papar Erick.
Keenam, inovasi dan kepemimpinan teknologi. Kementerian BUMN akan membentuk pusat inovasi teknologi (technology innovation center). Adapun saat ini Kementerian BUMN sedang melakukan pemetaan Innovation Center yang dimiliki oleh masing-masing BUMN.
Namun, Erick mengungkapkan sudah ada proyek yang dikerjasamakan antara Inalum, Telkom, Pertamina, dan PLN untuk electric vehicle (EV) battery. Hal ini menjadi sangat penting ke depan. Dikarenakan Erick tidak ingin apabila pihaknya tidak memberikan peran yang nyata.
Untuk itu, Erick meminta agar keempat BUMN tersebut dapat mencari terobosan, sehingga BUMN akan mempunyai EV battery sendiri yang bisa dipakai di mana-mana.
Ketujuh, pengelolaan talenta. Kementerian BUMN menerapkan standardisasi pengembangan sistem bakat rotasi dan program penugasan untuk mid-level manajemen antar BUMN. “Saat ini kami juga sedang membentuk talent committee dalam setiap BUMN,” kata Erick.