Mendukung program Pemerintah, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko telah melakukan banyak perbaikan di area Taman Wisata Candi Borobudur dalam rangka mempersiapkan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Tidak hanya PT TWC, Pemerintah juga telah melakukan revitalisasi, pembangunan infrastruktur, serta perbaikan jalan. Wisatawan kini dapat melihat kemegahan Borobudur secara langsung.
“Unsur pelestarian dan kemanfaatan ekonomi Borobudur harus dijaga agar dapat diwariskan ke generasi selanjutnya. Dengan bergotong royongkita dapat menjadikan Borobudur naik kelas, dari Destinasi Super Prioritas menjadi destinasi kelas dunia,” ungkap Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kemenkominfo, Septriana Tangkary dalam sambutannya pada acara seminar “Gen Posting: Pariwisata Borobudur Berkualitas dan Berkelanjutan” Sabtu (30/07/2022) di Hotel Hyatt Yogyakarta.
Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Vinsensius Jemadu, menyatakan saat ini kita sedang berupaya untuk menciptakan legacy agar pariwisata bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya.
“Aspek keberlanjutan ini bukan hanya tentang lingkungan,tetapi juga menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi, industri. Jadi bagaimana pariwisata ini bisa dinikmati manfaatnya oleh semua komponen masyarakat,” terang Vinsensius.
Selanjutnya, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek, Restu Gunawan, juga turut menyampaikan bahwa pengembangan wisata di sekitar Borobudur dilakukan dengan tujuan candi tetap lestari serta dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar.
“Pihak yang diizinkan naik ke candi harus menggunakan sandal upanat yang proses produksinya melibatkan masyarakat sekitar, sehingga sustainability-nya bisa dijalankan seiring dengan pertumbuhan ekonomi untuk masyarakat sekitar Borobudur,” tambahnya.
Direktur TWC Borobudur, Edy Setijono, turut menyampaikan bahwa pengembangan kawasan Borobudur sebagai destinasi superprioritas menjadi penggerak untuk pengembangan wilayah Joglosemar. Tidak hanya kemanfaatan sosial dan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat secara ekonomi.
“Konsep sirkulasi pengunjung Candi Borobudur merupakan upaya agar peluang meningkatnya jumlah wisatawan dapat sejalan dengan quality tourism, yaitu wisatawan short learning (tidak membutuhkan pendalaman wawasan Borobudur), serta wisatawan depth learning (kelompok wisatawan yang berkepentingan tertentu sehingga mendapatkan akses naik ke bangunan candi secara terbatas),” jelas Edy.
Ketua DPD PUTRI DIY, Gusti Kanjeng Ratu Bendara, juga menyampaikan harapannya akan kolaborasi Yogyakarta dan Jawa Tengah, untuk bersama menjaga pariwisata Candi Borobudur yang tidak hanya berkualitas, tapi juga berkelanjutan. Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY turut membantu promosi dan koordinasi pengembangan pemasaran pariwisata sesuai kebijakan Pemda setempat, serta koordinasi pemasaran lintas sektor untuk satu visi, terutama Borobudur yang berada di kawasan Joglosemar (Jogjakarta, Solo, dan Semarang).
Sekjen Badan Promosi Pariwisata DIY, Ayu Cornelia menyarankan perlunya pemetaan potensi yang ada di tiap daerah. Selain itu, langkah pemberdayaan dan penguatan masyarakat lokal dengan edukasi harus terus dikembangkan.
“Dengan begitu, tiga pilar strategi pariwisata yang dicetuskan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno yaitu invoasi,adaptasi, dan kolaborasi dapat terwujud apabila seluruh stakeholders dan masyarakat saling bahu membahu demi terwujudnya ekonomi berkelanjutan.
Sumber TWC, edit koranbumn