Koran bekas biasanya dimanfaatkan untuk pembungkus makanan atau bahkan berujung di tempat sampah. Tidak hanya koran, namun banyak barang bekas lainnya yang juga bernasib serupa. Masih jarang yang mendaur ulang kembali sampah menjadi barang berguna.
Namun di tangan orang kreatif seperti Merlinda warga Jalan Fatmawati, Gang Manggis ,Kelurahan Selindung Baru, Kecamatan Gabej beragam barang bekas bisa diolah menjadi barang berharga bernilai tinggi.
Menyadari banyaknya sampah dan barang bekas yang tak termanfaatkan dengan baik, membuat Merlinda mulai memanfaatkan sampah dan barang-barang bekas di dekatnya untuk dijadikan kerajinan tangan dengan berbagai bentuk.
Merlinda mulai merintis usaha dengan brand ‘Rumah Pernik Linda’ ini sejak tahun 2017 silam, Ia memanfaatkan barang bekas seperti koran, kotak susu, kaleng susu, botol bekas, majalah, kain percak, kalender, kotak rokok hingga tutup botol menjadi kerajinan cantik yang bermanfaat.
Wanita yang kerap disapa Linda ini telah menghasilkan ribuan produk kerajinan dari barang bekas. Ia menyulap kertas koran menjadi hiasan dinding, kotak tisu, keranjang, kalung, paperbag, tempat jarum pentul, bros, taplak meja, celengan, dan beragam jenis kerajinan lainnya.
“Saya awalnya iseng coba-coba waktu itu jadi ibu rumah tangga kemudian belajar di internet, saya praktikkan. Setelah dipraktikkan ternyata saya enggak bisa buat mengikuti seperti di internet akhirnya saya kreasikan sendiri karena idenya muncul disaat saya membuat,” kata Merlinda saat ditemui di Rumah Pernik Linda belum lama ini.
Ia terus berinovasi mengolah barang bekas menjadi berbagai produk, bahkan dikombinasikannya dengan potensi kekayaan laut Bangka Belitung seperti kerang laut, pasir pantai dan juga barang-barang lainnya.
Inovasi ini kata dia penting, agar produk bisa terus diterima pasar, puncak berkembang usahanya saat dirinya menjadi mitra binaan PT Timah Tbk. Saat itu, selain mendapat pinjaman modal dari PT Timah Tbk dirinya juga diajak pameran di untuk memperkenalkan produknya di tingkat lokal maupun nasional.
Tak hanya itu, Linda juga diajak belajar untuk study banding ke salah satu perajin yang ada di Yogyakarta. Baginya, hal ini bisa meningkatkan wawasannya untuk terus berinovasi memanfaatkan barang bekas.
“Setelah jadi mitra binaan PT Timah Tbk saya beli bahan baku dan buat galeri ini. Saya juga diajak Pameran ke Inacraft dan beberapa pameran lain. Termasuk diajak ke Yogya untuk study banding mengembangkan produk,” ujarnya.
Baginya, tak terlalu sulit untuk mengolah barang bekas, meski memang prosesnya memakan waktu yang cukup lama. Namun, dirinya tak pernah menyerah, pasalnya tidak hanya mengurangi sampah tapi apa yang dilakukannya merupakan sebuah seni.
“Produk yang paling banyak diminati itu keranjang dari koran bekas, itu ada yang pesen sampai ratusan untuk hampers.Kalau keranjang itu ada banyak macamnya, ada yang polos, ada yang dikombinasikan kerang. Alhamdullillah sampai sekarang hampir semua produk banyak peminatnya, karena ini memang barang bekas,” ucapnya.
“Saya buat tempat tusuk jarum pentul itu menggunakan bekas tutup botol yang saya kreasikan dengan kain percak,” ucapnya.
Namun diakuinya, saat ini dirinya kesulitan untuk mencari barang bekas terutama koran, kata dia hal ini karena saat ini banyak yang beralih ke media digital. Tak hanya itu, banyak juga masyarakat yang tidak memisahkan sampah sehingga terbuang begitu saja.
“Kalau dulu koran banyak yang kasih, kalau sekarang saya beli korannya. Harganya juga lumayan. Kadang saya cari barang bekasnya di Bank Sampah tapi kadang juga enggak ada. Karena mungkin sudah banyak yang memanfaatkannya,” ucapnya.
Tak hanya itu, kata dia untuk kerajinan dari barang bekas sendiri sangat mudah untuk dirawat sehingga kerajinan barang bekas ini cukup diminati.
“Saya suka memang, karena mengolah barang bekas ini kan tergantung cara kita mengolahnya. Kita harus mengikuti perkembangan zaman, dan peminatnya banyak karena barang bekas punya nilai yang tinggi. Enggak terlalu sulit juga untuk menjualnya,” bebernya.
Ia berharap, kedepannya PT Timah Tbk dapat terus membantu UMKM berkembang sehingga semakin banyak UMKM yang terbantu dengan memanfaatkan potensi yang ada di daerah.
“Semoga program PUMK dari PT Timah Tbk ini bisa terus berlanjut, karena selain modal kita juga difasilitasi untuk pameran. Diberikan pelatihan juga, ini sangat membantu UMKM,” ucapnya.