Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati memberi sinyal akan kembali melakukan akuisisi aset minyak dan gas bumi (migas) di luar negeri kendati saat ini telah memiliki 14 aset disejumlah negara.
Nicke menjelaskan, dalam rangka pemenuhan kebutuhan kilang milik Pertamina maka akuisisi perlu dilakukan.
“Kenapa akuisisi penting dilakukan karena potensi peningkatan dalam negeri butuh waktu, untuk pemenuhan kilang perlu akuisisi di luar negeri dan bawa minyak ke dalam negeri, akan kita lakukan. Ini bagaimana tingkatkan ketahanann penyediaan crude (minyak mentah),” ungkap Nicke dalam diskusi virtual Lemhanas, Selasa (6/10).
Nicke menuturkan lewat proyek kilang yang tengah digarap Pertamina, kapasitas kilang akan meningkat menjadi sebesar 1,8 juta barel per hari sementara estimasi produksi Pertamina dari dalam negeri baru akan mencapai 1,04 juta barel per hari (bph) pada 2025 mendatang.
Kendati demikian, Nicke belum mau buka-bukaan soal proses akuisisi yang kini tengah disasar. Dalam catatan Kontan.co.id, Pertamina dikabarkan tengah melakukan diskusi dengan Occidental Petroleum Corp guna mengakuisisi sejumlah aset minyak dan gas bumi di Afrika dan Timur Tengah.
Mengutip Bloomberg.com, pembicaraan antara kedua belah pihak ini masih berlangsung untuk aset migas Occidental di Ghana dan Uni Emirat Arab dengan nilai sekitar US$ 4,5 miliar.
Nicke merinci, produksi dari 14 aset blok migas di luar negeri mencapai 150.000 barrel oil equivalent per day (boepd) dengan tingkatan cadangan mencapai 410 juta barrel oil equivalent (BOE).
Adapun ke-14 aset blok migas Pertamina di luar neger tersebar di Aljazair, Malaysia, Irak, Kanada, Prancis, Italia, Namibia, Tanzania, Gabon, Nigeria, Kolombia, Angola, Venezuela dan Amerika Serikat (AS).
Sumber Kontan, edit koranbumn