Fenomena bekerja dan sekolah dari rumah memberikan efek positif bagi kinerja PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) ini berhasil catatkan pertumbuhan penjualan 12,9%.
Chief Marketing Officer Mitratel, Rakhmad Tunggal Afifuddin, menyebutkan, fenomema sekolah dan bekerja dari rumah meningkatkan permintaan layanan data. Dengan fenomena tersebut hampir semua operator datanya tumbuh di atas 20%.
“Kesempatan ini menjadi kabar baik untuk kami sebagai tower provider dengan permintaan kolokasi kepada tower kami yang lebih besar, terutama di Luar Jawa,” ujarnya dalam acara Industry Roundtable pada Jumat (4/9).
Ia mengungkapkan per Juli 2020 pertumbuhan penjualan sebesar 12,9% menjadi Rp 3,63 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,21 triliun.
Adapun kolokasi menjadi tulang punggung dengan berkontribusi Rp 2,91 triliun atau tumbuh 26,9% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,3 triliun. Sementara built to suit (B2S) mencatatkan penurunan 22,2%.
“Karena memang di B2S ada tantangan dengan masa pembangunan yang melambat akibat Covid-19 terutama terkait perizinan,” jelasnya.
Rakhmad mengungkapkan Mitratel mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,38 triliun dengan Ebitda sebesar Rp 2,28 triliun dengan margin 67,5%. “Net income kami juga bertumbuh cukup tinggi di 11%,” tuturnya. Adapun pendapatan bersih Mitratel sebesar Rp 378 miliar.
Sebagai tambahan, per Juli Mitratel telah memiliki 16.091 tower dengan jumlah 25.022 tenan. Adapun tenancy ratio-nya berada di level 1,56x.
Rakhmad juga memaparkan bahwa perusahaan telah menyiapkan strategi selama Covid-19 dan post Covid-19. Pertama dengan memastikan kesehatan seluruh karyawannya dengan kebijakan untuk flexible work arrangment maksimal adalah 40%, walaupun saat ini sebagian besar bekerja dari rumah.
Kedua, dengan mengamankan kas perusahaan. Sebabnya alibat Covid-19 beberapa klien ada yang menunda pembayaran karena start billing terlambat akibat keterlambatan kedatangan equipment untuk proyek yang dibangun di 2020 ini.
“Selain itu, juga adanya tren ekonomi dan pelemahan daya beli sehingga kami mengamankan kas dengan cara mempercepat progres pembangunan atas order yang banyak dan juga melakukan kerja bisnis model,” paparnya.
Selanjutnya, dengan monetisasi permintaan data yang tinggi dan juga konsolidasi pasar dengan melakukan pembelian kepada tower provider baik itu berupa aset maupun perusahaan.
Keempat, transforming into digitalisasi enterprise dengan mempersiapkan semua kegiatan operasi perawatan yang dilakukan secara otomatis dengan inovasi dan aplikasi yang bisa mengotomatisasi kegiatan maintenance dan modernisasi data base.
Kelima, perusahaan juga menyiapkan percepatan 5G dan IoT service. “Jadi, kami galakan gerakan satu kepala satu inovasi dan kami kolaborasikan,” jelasnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn