Dua pabrik gula milik PTPN VII memulai proses giling tahun 2022 dengan target produksi 112 ribu ton gula kristal. Pabrik yang dikelola PT Buma Cima Nusantara (BCN), anak perusahaan PTPN VII itu mengawali giling di PG Cintamanis di Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, Senin (16/5/22). Selanjutnya, PG Bungamayang di Lampung Utara akan memulai giling pada Rabu (18/5/22).
Data target itu disampaikan Direktur PT BCN Putu Sukarmen saat menyampaikan sambutan pada seremoni sederhana di halaman PG Cintamanis. Hadir pada acara itu, Kepala Bagian Operasional II PTPN VII Wiyoso, Kapolres OI, Camat Lubukkeliat, pada kepala desa, dan para tokoh masyarakat.
Dalam pengantarnya, Putu Sukarmen menyatakan apresiasi yang tinggi kepada pemegang saham, Direksi PTPN VII, stakeholder, dan seluruh karyawan PT BCN. Ia menyebut kinerja operasional, baik tanaman maupun pabrik pada 2022 sebagai kinerja konsolidasi. Pada siklus ini, kata dia, seluruh proses berjalan berjalan hampir sempurna.
“Saya sangat mengapresiasi kinerja kita pada musim giling 2022 ini. Atas dukungan pemegang saham, HPN (Holding Perkebunan Nusantara), Direksi PTPN VII, stakeholder, dan seluruh karyawan, semua rencana sesuai schedule. Di on farm (kebun, tanaman), kaidah agronomis tercukupi, terutama pemupukan. Di off farm (pabrik), kita steam test (uji coba) mendapat skor 99,6%. Poin ini sangat perfect,” kata dia.
Mewakili Manajemen PTPN VII, Kabag Ops. II yang membidangi Gula dan Karet Wiyoso menyatakan sepakat dengan statemen Putu Sukarmen. Wiyoso mengatakan, operasional tahun 2021-2022 di PTPN VII, termasuk pada komoditas gula, mendapat dukungan penuh dari pemegang saham. Untuk industri gula, misalnya, PTPN Holding memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan untuk menggenjot produksi.
Menurut Wiyoso, operasional industri gula PTPN VII tahun 2022 akan menjadi tolok ukur kebijakan industri gula di PTPN Holding. Ia menyebut, PTPN Holding telah membentuk satu perusahaan subholding, yakni PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) yang akan mengurus semua industri gula yang ada di seluruh PTPN. Oleh karena itu, kinerja setiap unit pabrik gula akan menjadi acuan dasar dalam menentukan kebijakan.