PT Pegadaian (Persero) meluncurkan The Gade Coffee & Gold Surabaya sebagai upaya memenuhi kebutuhan gaya hidup anak muda yang semakin mendominasi segmen nasabah.
The Gade Gold and Coffee yang baru saja diresmikan tersebut merupakan gerai Ke-22 dan telah beroperasi.
“Kami terus mendekatkan diri dengan nasabah muda berusia produktif di berbagai kota di Indonesia, melalui The Gade Coffee & Gold,” kata Direktur Utama Pegadaian Sunarso, saat peluncuran The Gade Coffee & Gold di Surabaya, dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (23/12/2018).
Sunarso menjelaskan The Gade Coffee & Gold merupakan outlet layanan prioritas dan mendorong peningkatan kinerja outlet Pegadaian karena jam operasional yang semakin panjang.
Hingga saat ini terdapat puluhan outlet lainnya yang sedang dalam proses pembangunan dan direncanakan segera bisa beroperasi melayani seluruh provinsi di seluruh Indonesia.
“Kami menargetkan pada 2018 nasabah Pegadaian naik 2,5 juta orang. Jika tahun 2017 kami melayani sebanyak 9,5 juta maka tahun 2018 meningkat menjadi 11,5 juta orang.”
Kehadiran The Gade Coffee & Gold diharapkan dapat mengajak anak-anak muda yang belum menjadi nasabah, agar tidak sungkan lagi menjadi nasabah Pegadaian.
“Kami ingin memperkenalkan berbagai produk yang bisa digunakan segmen muda, termasuk Gadai Prima atau Pinjaman tanpa bunga dan Pegadaian Digital Service (PDS),” tambah Sunarso.
Tercatat pengguna PDS untuk nasabah milenial saat ini mencapai 70% yang terdiri dari 20% usia 20-25 tahun, 27% usia 26-30 tahun, dan 23% usia 31-35 tahun.
Nasabah milenial yang datang langsung ke outlet sebesar 40% terdiri dari 9% usia 20-25 tahun, 14% usia 26-30 tahun, dan 17% usia 31-35 tahun.
Dalam kesempatan tersebut, Sunarso juga mengadakan sesi sharing bersama 300 milenial BUMN di Surabaya.
Pada acara bertajuk ‘Ngopi Bareng CEO Pegadaian’, Sunarso bercerita tentang pengalaman pribadinya dalam dunia kerja yang menurutnya sama seperti mendaki gunung.
“Jangan pernah nyaman dan kemudian camping di dalam satu pendakian, apabila sukses mendaki, dakilah bukit berikutnya dan seterusnya. Jadilah dan milikilah mental petarung,” ujarnya.
Sunarso menceritakan alasan mengapa seseorang perlu memiliki mental petarung, karena petarung selalu siap menghadapi tantangan dan tantangan itu diperlukan agar seseorang terus berkembang.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini dirinya tengah menaklukan pekerjaan yang menantang, yaitu men-transform culture.
“Mengapa menantang? karena kultur itu tidak ada pabriknya, adanya di mindset dan hati kita masing-masing,” ujarnya.
Sumber Bisnis.com