PT Pelabuhan Indonesia II (persero) meyakini adanya ruang pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di Indonesia pada semester II/2021 apabila merujuk kepada kinerja peti arus kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.
Direktur Utama Pelindo II Arif Suhartono mengatakan pada triwulan II/2021, kinerja IPC baik arus peti kemas maupun nonpeti kemas rata-rata mengalami pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020.
Pada kuartal II/2021 arus petikemas IPC sebanyak 3,7 juta TEUs atau tumbuh 11,5 persen dibandingkan dengan pada kuartal II/2021. Kinerja peti kemas ini juga sedikit lebih baik dibandingkan dengan kuartal II/2019 yang mencapai 3,6 juta TEUs.
Sementara untuk arus non petikemas pada kuartal II/2021 ini juga mampu mencapai 27,7 juta ton atau tumbuh 9,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020. Namun, angka ini memang masih sedikit turun dibandingkan dengan pada 2019 sebesar 28,4 juta ton.
Sementara itu dari sisi arus kapal pada kuartal II/2021 memang masih turun tipis sebesar 3,4 persen menjadi 85,5 juta GT.
Arif juga mengakui pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap aktivitas pelabuhan di Tanjung Priok terutama saat pertama kali menyerang pada kuartal I/2021. Namun kabar baiknya adalah pada 2021, hingga Juni trafik peti kemas tumbuh 11,5 persen secara tahunan. Angka ini juga sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan 2019.
“Kami lihat ada hope juga bahwa ekonomi mengalami pertumbuhan. Kalau bicara pertumbuhan ekonomi masih minus tapi net ekspor impor cukup menggembirakan. Diharapkan situas kondusif 2021 ini lebih baik lagi, jadi kami berharap pandemi segera berakhir dengan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan dan vaksinasi,” ujar Arif dalam webinar Leadership in Digital Era yang diselenggarakan oleh PPM School of Management, Sabtu (17/7/2021).
Sebagai gambaran sepanjang 2020 lalu, arus peti kemas IPC turun 9,6 persen dari 7,7 juta TEUs pada 2019 menjadi 6,9 juta TEUs. Hal serupa juga terjadi pada arus non peti kemas yang merosot hingga 16,5 persen dari 60 juta ton pada 2019 menjadi 50,1 juta ton pada 2020. Penurunan kinerja juga diikuti oleh arus kapal sebesar 14,7 persen dari 209,1 juta GT pada 2019 menjadi 178,4 juta GT pada 2020.
Membandingkan dengan kinerja Pelindo lainnya, IPC tergolong yang paling buruk lantaran porsi arus petikemas internasional yang mendominasi dalam bisnis sebesar 66 persen. Terkait pelabuhan di Indonesia, kata Arif, arus peti kemas domestik memiliki daya tahan yang lebih baik dibandingkan dengan arus petikemas internasional terhadap dampak pandemi Covid-19.
“Perbandinganya hampir 70 persen kami adalah peti kemas internasional yang impaknya lebih banyak. Pada tahun lalu juga negara internasional banyak yang memulai lockdown dan Jakarta juga menerapkan Pembatasan mobilitas sehingga pergerakan pada 2020 turun cukup banyak,” imbuhnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn