Pelindo III berinvestasi mendatangkan peralatan angkat peti kemas untuk ditempatkan di beberapa pelabuhan yang dikelolanya. Sepanjang 2018 BUMN operator pelabuhan tersebut siap mendatangkan 7 reach stacker (kendaraan pengangkat peti kemas). “Bertambahnya peralatan HMC dan reach stacker akan meningkatkan produktivitas operasional di lapangan penumpukan. Sehingga produktivitas terminal peti kemas yang dikelola Pelindo III akan terus meningkat seiring peningkatan throughput (arus peti kemas),” kata CEO Pelindo III Ari Askhara, di Surabaya, Senin (30/4), dalam siaran pers.
Ari Askhara mengungkapkan, Pelindo III juga memberi perhatian lebih pada pengembangan pelabuhan-pelabuhan di luar Jawa untuk mendorong perekonomian setempat. Datangnya peralatan tambahan akan meningkatkan efektivitas kinerja. Pemilik barang yang mengirim barangnya via pelabuhan akan menikmati manfaat biaya logistik yang lebih efisien. Dampak turunannya diharapkan industri akan semakin bergeliat dan di level masyarakat daya beli bisa meningkat.
“Efektivitas operasional akan membawa manfaat pada pemilik barang. Karena potensi adanya keterlambatan layanan akibat antrean (menunggu alat) semakin minim dan jika ada alat yang perlu direparasi, peralatan pengganti sudah tersedia,” ujarnya.
Engineering and ICT Director, Pelindo III, Husein Latief, memaparkan, 5 reach stacker baru Pelindo III tersebut ditempatkan di Pelabuhan Tanjung Perak, Terminal Teluk Lamong, serta di Kalimantan Tengah untuk Pelabuhan Sampit dan Pelabuhan Kumai. “Selain dilengkapi dengan mesin berteknologi baru pabrikan Volvo yang lebih bertenaga dengan kapasitas angkat hingga 31 ton pada row kedua. Mesin baru ini juga lebih hemat bahan bakar, sehingga lebih hemat biaya operasional dan yang terpenting lebih ramah lingkungan,” jelas Husein Latief.
Pemilihan reach stacker untuk pelabuhan kecil, perlu mempertimbangkan luasan lapangan penumpukan yang lebih sempit. “Akhirnya kami memilih reach stacker dengan wheel base yang panjang, yakni 6,25 meter, dengan kapasitas angkat di row kedua cukup besar. Karena fitur ini bermanuver dengan baik di tempat sempit dan mampu mengangkat peti kemas di tingkat dua dengan posisi pengambilan miring dan mengurangi risiko tipping/overload,” tambahnya.
GM Pelindo III Sampit, Jasri, membenarkan hal tersebut. Saat arus peti kemas ramai, potensi antrean bisa terjadi karena menunggu layanan dari satu reach stacker yang tersedia. “Saat ramai, terjadi antrean pada layanan receiving/delivery (kegiatan menerima dan mengirim barang, ke dan dari luar pelabuhan). Peningkatan arus peti kemas di Pelabuhan Sampit, salah satunya dikontribusikan oleh peningkatan arus komoditas pupuk. Tambahan peralatan akan meningkatkan distribusi komoditas penting untuk wilayah Kalimantan Tengah,” katanya.
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang juga dikenal dengan Pelindo III merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang jasa Kepelabuhanan. Tugas, wewenang dan tanggung jawab Pelindo III mengelola 43 pelabuhan yang tersebar di 7 provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta memiliki 23 anak perusahaan dan afiliasi.
Pelindo III menjalankan bisnis inti sebagai penyedia fasilitas jasa kepelabuhanan yang memiliki peran kunci guna menjamin kelangsungan dan kelancaran angkutan laut. Dengan tersedianya prasarana transportasi laut yang memadai, Pelindo III mampu menggerakkan serta mendorong kegiatan ekonomi negara dan masyarakat.
Situs Web Pelindo 3