PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan launching direct export perdana sebanyak 12 kontainer berisi kelapa biji dan kayu olahan untuk dikirim ke beberapa negara di Asia dari Pelabuhan Pantoloan, Palu pada hari ini, Sabtu (12 September 2020).
General Manager (GM) PT Pelindo IV Cabang Pantoloan, Nengah Suryana Jendra mengatakan, direct export yang dilakukan pihaknya pada hari ini (Sabtu) merupakan sinergi antara Pelindo IV dengan Pemprov Sulteng, eksportir dan perusahaan pelayaran asal Korea Selatan, Sinokor Merchant Marine Co., Ltd.
“Kami berterima kasih kepada pemerintah daerah yang sangat mensupport kegiatan [direct export] ini,” kata Nengah.
Sebab menurut dia, sebenarnya sudah lama komoditas asal Sulawesi Tengah masuk ke pasar global seperti cokelat, rotan, jagung, arang, kayu olahan dan kelapa biji hanya saja selama ini diketahui bahwa komoditas tersebut berasal dari Surabaya dan Jakarta karena dikirim ke luar negeri melalui Pelabuhan Tanjung Perak dan Tanjung Priok, Jakarta, sehingga tidak ada data ekspor yang tercatat oleh Pemprov Sulteng karena semuanya terdata di Surabaya dan Jakarta.
“Padahal komoditasnya dari Sulteng,” ucapnya.
Sebelumnya lanjut Nengah, komoditas tersebut dikirim ke Surabaya dan Jakarta dari Pantoloan menggunakan kontainer lokal. Begitu tiba di Surabaya atau Jakarta, barang yang ada di dalam kontainer kemudian dipindahkan ke kontainer khusus ekspor, sehingga terjadi double handling yang mengakibatkan pembengkakan biaya yang harus dikeluarkan oleh para eksportir.
Dengan direct export yang dilakukan Pelindo IV dari Pantoloan mulai hari ini (Sabtu) kata dia, komoditas yang akan dikirim ke luar negeri langsung dimasukkan ke dalam kontainer ekspor, sehingga tidak akan terjadi double handling dan barang yang dikirim akan diterima oleh buyer dalam kondisi masih bagus dan juga terjadi efisiensi waktu jika langsung menggunakan peti kemas ekspor dari Pantoloan.
“Penurunan biayanya lumayan besar, antara 25% hingga 30% sebab tidak ada lagi double handling dan biaya relokasi peti kemas,” sebut Nengah.