PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni menilai pembangunan proyek smelter di Tanah Air dan IKN Nusantara cukup prospektif untuk mengembangkan bisnisnya.
Menurut Direktur Usaha dan Angkutan Barang dan Tol Laut Pelni Yossianis Marciano, prospek pengembangan bisnis tersebut akan dikembangkan dalam waktu dua tahun ke depan.
Dia menyebut perseroan akan menyediakan kapal roll-on roll-off atau Ro-Ro untuk bisa mengangkut kendaraan maupun alat berat guna mendukung proyek smelter di beberapa daerah, maupun IKN Nusantara di Kalimantan Timur.
“Kita tahu Indonesia lagi booming pembangunan smelter, pabrik di mana-mana, juga ada pembangunan IKN, jadi kita juga melihat opportunity. Prospeknya next year atau dua tahun ke depan,” katanya
Yossi, sapaannya, mengungkap bahwa pengembangan bisnis prospektif itu merupakan satu dari sekian upaya transformasi Pelni untuk bisa menjadi pelayaran terkemuka di kawasan Asia Tenggara.
Beberapa hal yang dinilai bisa mewujudkan visi itu yakni kolaborasi dengan main line operator (MLO) asing untuk hub and spoke, kolaborasi dengan pelayaran swasta dalam negeri, serta kolaborasi dengan BUMN lainnya.
Selain itu, Pelni menargetkan bisa menjadi holding BUMN pelayaran atau National Shipping Holding Company pada 2024. Pada saat itu, pendapatan perseroan ditargetkan bisa mencapai Rp6,92 triliun dan laba sebesar Rp335,03 miliar.
Adapun per Agustus 2022, Pelni telah membukukan laba lebih dari Rp152 miliar atau melampaui target laba Rp148 miliar. Sementara itu, target pendapatan hingga akhir 2022 yakni Rp5,44 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn