Indonesia Power sebagai anak usaha PLN yang terbesar memiliki sejumlah PLTU sebagai penyumbang terbesar kebutuhan energi listrik Jawa-Madura-Bali salah satunya PLTU Suralaya. Dalam menjalankan operasionalnya Suralaya PGU tidak mengesampingkan aspek lingkungan dan K3.
Pengelolaan FABA (fly ash & bottom ash), juga dilakukan dengan teknologi terkini yang dapat “menangkap” FABA secara optimal. Yang pertama dilakukan dengan Electrostatic Precipitator (ESP) umum digunakan pada PLTU. Kedua adalah Dust Suppression, merupakan suatu teknologi yang digunakan untuk meredam atau menetralisir FABA yang mungkin sulit untuk dikendalikan, penggunaan alat ini biasa digunakan di area Coal yard atau Conveyor dengan sistem Sprayer. Selain itu juga pemasangan paranet pada landfill FABA di PLTU Banten 2 Labuan yang dapat meminimalisir debu FABA beterbangan.
“Pengelolaan limbah FABA di PLTU Suralaya sudah menggunakan teknologi yang baik. Dimana memisahkan fly ash disalurkan ke tempat penampungan dengan penanganan khusus. Untuk bottom ash juga diproses secara enjiniring masuk ketempat pembuangannya sendiri yang disedikan” ungkap Nani Herdianti. (Dikutip dari Kunjungan Kemenko Marives 8 Agustus 2020)
“Oleh masyarakat sekitar PLTU Suralaya, limbah batubara (FABA) dipergunakan untuk membuat batako & paving block. Berdasarkan penelitian dari ITS, FABA dapat dimanfaatkan sebagai bahan campuran pupuk. Saya selaku warga Banten, sangat mendukung IP untuk dapat selalu memanfaatkan FABA demi kepentingan masyarakat & lingkungan.” ujar Embay Mulya Syarif.