Dalam rangka reaktivitas jalur kereta api Cibatu – Garut, Jumat (30/11), jajaran PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyerahkan biaya bongkar/ongkos angkut (pindah) untuk penertiban aset kepada warga di jalur reaktivitas Cibatu – Garut. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Bidang Perkeretaapian Dishub Jabar Yuyu Wahyu Aji, Kabag Op Polres Garut, Kompol Apri Rahman, berserta jajaran kepolisian dan TNI di wilayah Garut.
Manajer Humas KAI Daop 2 Bandung, Joni Martinus mengatakan, bagi warga yang telah menerima uang biaya bongkar, KAI memberi waktu satu bulan untuk membongkar rumahnya. Ia menilai, waktu tersebut cukup bagi mereka (warga terdampak) untuk menyiapkan hunian baru. Joni mengatakan, pembongkaran bangunan sengaja tidak dilakukan oleh KAI, namun diserahkan kepada warga yang terdampak, agar material bangunan bisa kembali digunakan atau paling tidak bisa dimanfaatkan lagi untuk membangun rumah baru. Untuk tahap awal pemberian biaya bongkar ini dibagikan kepada 20 pemilik bangunan di Kampung Cibodas, Desa Keresek, Kecamatan Cibatu. Ke 20 bangunan itu telah melengkapi administrasi dan menyetujui pembongkaran.
“Baru 20 bangunan yang diberikan uang bongkar di Desa Keresek ini. Ini jadi tahap awal pemberian biaya bongkar untuk mereaktivitas kereta CibatuGarut,” ujar Joni. Sesuai aturan, untuk bangunan permanen yang terdampak akan diberi biaya bongkar sebesar Rp 250 ribu per meter persegi. Sedangkan bangunan semipermanen sebesar Rp 200 ribu per meter persegi. Joni menyebut, uang untuk biaya bongkar tersebut tidak diberikan secara tunai. Warga yang terdampak akan menerima uang dalam bentuk rekening dan ATM. Bagi warga yang sudah menyelesaikan administrasi, akan langsung diberi biaya bongkar sesuai lahan yang ditempati.
Penyerahan biaya bongkar berjalan dengan tertib dan kondusif. Salah seorang warga penerima biaya bongkar meluapkan kegembiraannya dengan berjoget dan mengucapkan terima kasih kepada KAI. Iim Halimatusadiah (38), mengatakan ia akan pindah ke rumah orang tuanya di wilayah Cibatu. Iim juga menerima penertiban ini, karena ia sadar rumah yang ditempatinya berada di lahan KAI.
Pada jalur Cibatu-Garut terdapat sebanyak 1.077 bangunan yang terdampak, dengan luas lahan 59.467,055 meter persegi. Saat ini sekitar lima sampai 10 rumah di Desa Keresek, sudah mulai dibongkar oleh warga. “Di Cibatu ini ada 102 bangunan yang terdampak. Paling banyak itu di wilayah Garut Kota sebanyak 802 bangunan,” tuturnya. Joni menambahkan, setelah pembebasan lahan selesai dilakukan 100 persen, tahap selanjutnya KAI akan menyiapkan sarana dan prasarana, seperti bantalan rel sampai pembangunan stasiun.
KAI meminta dukungan semua pihak, agar proyek tersebut bisa segera bergulir. KAI sudah berkoordinasi dengan pemerintah, juga unsur TNI dan Polri dalam rangka percepatan reaktivitas kereta Cibatu-Garut ini. “Kami minta dukungannya dari semua pihak. Apalagi ini proyek pemerintah. Semoga semuanya berjalan dengan lancar,” ujar Joni.
Sumber KAI