Direktur Operasi Perum Perhutani, Hari Priyanto menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan seminar kopi dengan tema ‘Membangun Sinergi dan Harmoni Hulu Hilir Guna Akselerasi Kopi Nusantara’ dalam rangakaian acara Hari Pekebunan tahun 2018, bertempat di ruang Papandayan, Gedung Sate Bandung, Minggu (9/12).
Turut hadir Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto, Perwakilan dari Badan Pengembangan SDM Provinsi Jawa Barat Areif Santoso, Direktur PT. Frinsa Agrolestari Wildan Mustofa, Ketua Dewan Kopi Indonesia sebagai narasumber dan peserta seminar yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia.
Seminar kopi ini merupakan salah satu wadah untuk lebih mengetahui perkembangan bisnis kopi di Indonesia dengan narasumber yang berkompeten di bidangnya dan melibatkan pemeran penting yang bersangkutan dengan bisnis kopi di Indonesia.
Ketua Dewan Kopi Indonesia Anton Apriyanto dalam sambutannya menyampaikan perlu adanya inovasi dalam pengembangan kopi di Indonesia. Untuk mencapai itu perlu sinergitas antara pemerintah, swasta dan petani.
“Dewan kopi Indonesia ini sebagai jembatan dan partner yang baik antara pemerintah dan usaha perkopian, yang menjadi perhatiannya yaitu soal kesejahteraan petani di bidang perkopian, sudah saatnya mengembalikan kembali kejayaan perkopian Indonesia,” kata Anton
Salah satu pengusaha sekaligus eksportir kopi di Indonesia Wildan Mustofa menyampaikan peluang bisnis pada kopi sangatlah besar, kopi kini menjadi salah satu kebutuhan bahkan bisa di bilang ‘life style’, yang penikmatnya dari semua kalangan.
“Sekarang ini kopi menjadi trend tersendiri, kebutuhan pasarnya bukan hanya di dalam negeri saja, negara-negara di eropa kini menjadi pasar yang membutuhkan kopi dalam jumlah yang cukup besar, dan kopi Indonesia menjadi salah satu pilihan mereka,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Hari menjelaskan pengelolaan agroforesrtry kopi di Perhutani merupakan bagian dari misi perusahaan yakni peduli kepada kepentingan masyarakat dan lingkungan.
“Sampai dengan saat ini luas agroforestry kopi di Perhutani 59.975,88 Ha, yang terbagi di 3 Divisi Regional, yaitu Jawa Barat dan Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang pengelolaannya bekerjasama dengan skema Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dengan melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau skema kemitraan kehutanan (P.83/2016). Dengan membenahi pola kerjasama, pembenahan proses bisnis pengeloaan kopi dengan penguatan hulu, dan peningkatan kompetensi, diharapkan dapat menjadikan pengembagan agroforestry kopi ini lebih baik dan mempunyai nilai bisnis yang tinggi,” jelasnya. (Kom-PHT/PR/2018-VII-39)