Terumbu karang sudah sepatutnya untuk dijaga kelestariannya, selain bermanfaat bagi ekosistem laut disekitarnya, terumbu karang juga berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai wisata laut yang menarik. Salah satu lokasi wisata laut di Bengkulu, yakni Pulau Tikus juga menawarkan pemandangan terumbu karang dan ekosistem laut yang indah, sayang, kondisi Pulau Tikus sudah makin buruk akibat abrasi laut (1/10).
Melihat kondisi tersebut, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region II Sumbagsel, melalui Terminal BBM Pulau Baai berinisiatif untuk melestarikan terumbu karang disekitar Pulau Tikus sebagai salah satu upaya mengurangi tingkat abrasi dengan cara melakukan transplantasi terumbu karang melalui program Corporate Social Responsibility (CSR)
Peresmian simbolis pemberian dan peletakan rak terumbu karang ini dilakukan langsung oleh Pjs. Operation Head TBBM Pulau Baai, Nicolas Karolus Topan kepada Head Project P3MP, Eddy Prihantono dan Kepala Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu, diwakili oleh Kepala Seksi Pencemaran, Rico Yulyana dan disaksikan oleh Pjs. Communication & CSR Sumbagsel, Taufikurachman.
“Sungguh memprihatinkan jika melihat potensi besar serta keindahan terumbu karang Pulau Tikus yang makin rusak, padahal manfaatnya sangat besar. Salah satunya sebagai pelindung dari abrasi, masalah utama yang membuat luas Pulau Tikus makin terkikis, manfaat lainnya tentu sebagai habitat ikan yang dapat mendukung potensi perikanan. Jadi ini adalah bentuk tanggung jawab, kepedulian, dan inisiatif dari kami terhadap lingkungan,” ucap Niko.
Pulau Tikus sendiri memang sebuah pulau yang tidak berpenghuni namun memiliki peran penting. Sebagai pulau terdekat dari daratan Bengkulu, Pulau Tikus berfungsi sebagai perbatasan terdepan, sehingga disitu ditempatkan mercusuar untuk mengarahkan kapal. Selain itu, pulau tersebut juga bisa menjadi tempat berlindung nelayan jika terjadi cuaca buruk.
Pada kesempatan ini, Pertamina mendukung transplantasi terumbu karang sebanyak 375 substrat yang terbagi ke dalam 15 rak. “Peletakan 15 rak terumbu karang ini kami lakukan bersama dengan teman-teman penyelam dari Pusat Pemberdayaan dan Pelayanan Masyarakat Pesisir (P3MP),” kata Niko.
Berdasarkan laporan dari Head Project P3MP, Eddy Prihantono, kondisi terumbu karang di Pulau Tikus memang harus terus dijaga mengingat fungsinya dan manfaatnya yang signifikan. Saat ini, metode transplantasi terumbu karang di Pulau Tikus ini menggunakan rak, dimana merode ini cukup efektif dan efisien, hasilnya bisa lebih mudah untuk dilihat dengan biaya yang tidak terlalu besar.
“Tentu kami apresiasi bantuan Pertamina untuk rehabilitasi terumbu karang di perairan Pulau Tikus, luas terumbu karang di Pulau Tikus ini bisa mencapai 300 hektar, potensinya sangat besar. Apalagi terumbu karang berfungsi baik sebagai penahan erosi di Pulau Tikus yang membuat luas Pulau Tikus saat ini tersisa 0.6 hektar dari awalnya sekitar 2 hektar,” papar Eddy.
Sementara itu, Kepala Seksi Pendemaran DLHK Provinsi Bengkulu, Rico Yulyana menyambut positif program CSR TBBM Pulau Baai yang memprioritaskan kelestarian lingkungan di wilayah Bengkulu. “Kinerja TBBM Pulau Baai memang sudah baik, sejak tahun lalu bahkan program CSR TBBM sudah menerima penghargaan PROPER Hijau,” ungkapnya.
Menurut Rico Yulyana, proses transplantasi baru tahap awal dari proses pelestarian terumbu karang di perairan Pulau Tikus, dan hal ini masih harus dikawal karena program ini merupakan program jangka panjang untuk memastikan transplantasi terumbu karang benar-benar berhasil.
Pjs. Communication & CSR Sumbagsel, Taufikurachman membenarkan pentingnya monitoring dalam program ini. “Saya berharap tentunya sinergi dengan P3MP dan pemerintah bisa terus terjaga. Ini menjadi penting karena pertumbuhan terumbu karang ini diharapkan bisa berkelanjutan sehingga dapat mendukung keindahan dan potensi pariwisata bawah laut Bengkulu,” tutupnya.***Communication & CSR Region Sumbagsel
Sumber PERTAMINA