Perum Bulog mengisyaratkan agar masyarakat tidak perlu mengencangkan ikat pinggang sekalipun musim kering menghajar Indonesia karena perusahaan plat merah tersebut siap mengintervensi pasar.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menegaskan perusahaan yang dipimpin olehnya siap menghadapi musim kemarau panjang tahun ini.
Komitmen tersebut disampaikan olehnya setelah mengikuti rapat dengan Presiden Republik Indonesia (RI), Menteri Perdagangan RI, Menteri Pertanian RI dan Menteri Koordinator Perekonomian RI di Istana Negara, Jakarta.
“Gudang-gudang Bulog di seluruh wilayah juga sudah mulai penuh [saat ini]. Artinya kita siap menghadapi kekeringan itu. Stok beras [kami pun] ada lebih dari 2 juta ton,” katanya pada Selasa, (14/8).
Saat ini rata-rata penyerapan beras petani oleh BUMN Pangan sebanyak 7.000 ton per hari. Perusahaan plat merah itu pun terus memantau harga beras pasar di seluruh daerah. Salah satunya ialah melalui pantauan situasi harga beras per hari yang dikelola Bank Indonesia dan juga melalui survei langsung ke lapangan.
“Kami akan terjun langsung ke lapangan, supaya dapat segera melakukan intervensi jika diketahui ada gejolak kenaikan harga,” tambah Budi.
Beras menjadi perhatian utama Bulog karana menjadi salah satu pangan pokok yang akan terkena dampak secara langsung pada saat terjadi musim kemarau panjang.
Hal ini umumnya dipengaruhi oleh pasokan dan permintaan dari pasar, yakni pasokan akan cenderung berkurang akibat gagal panen atau puso yang diprediksikan meningkat karena musim kering, sedangkan permintaan terus ada dari pasar.
Perum Bulog akan berupaya mengintervensi pasar ketika harga beras melambung pada saat musim kemarau panjang dengan melakukan Operasi Pasar dan menggelontorkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak-banyaknya sehingga pasokan beras ke pasar dapat terjaga.
Sumber bisnis.com