Petrokimia Gresik menggelar penyemprotan massal pupuk NPK dan organik cair Phonska Oca pada lahan budidaya padi seluas 30 hektare (ha) di Desa Karangsari, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang.
Penyemprotan ini dilakukan lewat kerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. “Kegiatan ini kami laksanakan secara beruntun di enam kabupaten di Jawa Timur dan Jawa Tengah, dan tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan sosialisai dan edukasi serupa di berbagai daerah lain,” kata Direktur Pemasaran Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih dalam siaran pers, Sabtu (25/7).
Adapun kabupaten yang menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan ini adalah Banyuwangi (22/7), Lumajang (24/7), Bondowoso (28/7), Bojonegoro (3/8), Sragen (5/8) dan Banjarnegara (10/8).
Sementara penggunaan pupuk Phonska Oca, lanjut Digna, merupakan upaya Petrokimia Gresik untuk mewujudkan pertanian berkelanjutan melalui peningkatan produktivitas tanaman sekaligus perbaikan kondisi tanah. Hal ini sangat penting mengingat berdasarkan data Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) tahun 2018, setidaknya 70% dari 8 juta hektare lahan sawah di Indonesia kurang sehat.
Artinya, sekitar 5 juta ha lahan sawah memiliki kandungan bahan organik yang rendah. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan pupuk anorganik dan pestisida yang berlebihan dalam jangka panjang yang menyebabkan kandungan bahan organik dalam tanah terdekomposisi dan semakin sedikit. “Untuk itu melalui kegiatan ini, kami juga ingin meningkatkan kesadaran petani tentang pentingnya penggunaan pupuk organik, dalam hal ini adalah Phonska Oca,” ujar Digna.
Phonska Oca merupakan gabungan antara pupuk majemuk NPK dan pupuk organik dalam bentuk cair, dengan kandungan C-Organik minimal 6%, unsur hara makro Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), dan diperkaya unsur mikro serta mikroba yang sangat bermanfaat untuk tanaman. Dengan demikian, Phonska OCA dapat menjadi solusi praktis bagi petani.
Kandungan pupuk majemuk berfungsi untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan pupuk organik dapat memperbaiki kandungan hara pada tanah. Phonska Oca telah melewati uji laboratorium di lembaga penelitian dan uji coba aplikasi di berbagai daerah. Selain tanaman padi, Phonska Oca juga dapat digunakan pada tanaman hortikultura.
Digna menambahkan, berdasarkan hasil uji coba di berbagai daerah, Phonska Oca terbukti mampu mendongkrak produktivitas tanaman hortikultura hingga 61%. Uji coba pada tanaman bawang merah di Desa Dadaprejo Kota Batu aplikasi Phonska Oca mampu meningkatkan produktivitas sebesar 53,51% (dengan total panen 22,01 ton per ha), pada kentang di Kecamanatan Bumiaji Kota Batu juga meningkatkan produktivitas hingga 25,37% dengan total panen 16,11 ton per ha.
Sedangkan produktivitas cabai di Desa Kendal payak Kecamantan Pakisaji Malang terdongkrak sampai 61,83% menjadi 8,84 ton per ha dan uji coba pada kedelai di Desa Dadaprejo Kota Batu sukses meningkatkan produktivitasnya sebesar 13,79% menjadi 0,99 ton per ha.
Terpisah, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi mengajak kepada seluruh petani di Indonesia untuk menerapkan pemupukan berimbang. Yaitu perpaduan pupuk organik dan anorganik sesuai dosis yang dianjurkan. Tujuannya agar produktivitas pertanian dapat meningkat dan kelestarian alam tetap terjaga. “Kami mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama mendorong penerapan pupuk organik dan pemupukan berimbang demi keberlanjutan pertanian,” tandas Rahmad.
Sumber Kontan, edit koranbumn