PT Petrokimia Gresik berkomitmen untuk melakukan percepatan pembangunan Gorontalo sebagai lumbung pangan nasional bagian timur. Sekaligus dalam rangka menjaga ketahanan pangan di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi menyampaikan bahwa Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi pangan dan pertanian di bawah PBB telah memperingatkan adanya ancaman krisis global di tengah pemberlakuan pembatasan sosial. Imbasnya akan mempengaruhi rantai pasokan pangan.
“Petrokimia Gresik siap bersinergi dengan stakeholder dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian guna menjaga ketahanan pangan di tengah wabah Covid-19,” ujarnya dalam pernyataannya, Minggu (5/7).
Rahmad menjelaskan bahwa produk hortikultura dari Kabupaten Gorontalo memiliki potensi besar dan berperan aktif dalam menjaga swasembada pangan nasional. Untuk itu, kegiatan produksi pertanian di masa pandemi ini harus semakin digenjot, mengingat masyarakat sangat membutuhkan stok pangan yang sehat dalam upaya memerangi penyebaran Covid-19.
Saat ini, Petrokimia Gresik menjalin kerja sama dengan legislator asal Gorontalo, Rachmat Gobel untuk percepatan pembangunan Gorontalo jadi lumbung pangan. Berkat kerja sama ini, produktivitas jagung dalam panen meningkat hingga 2 kali lipat, di mana untuk satu hektare lahan demonstration plot (demplot) menghasilkan jagung pipilan 10,1 ton.
Sedangkan kebiasaan petani setempat hanya menghasilkan 5 ton per hektare.
Selain jagung, kerja sama ini juga direalisasikan dalam demplot tomat dan cabai di Desa Tenilo dengan peningkatan produktivitas yang juga signifikan, yaitu tomat 43,2 ton, serta cabai 12 ton. Panen tomat ini meningkat 80 persen atau naik 19,2 tondari sebelumnya 24 ton.
“Sedangkan panen cabai meningkat 50 persen (naik 4 ton) dari produktivitas sebelumnya 8 ton setiap hektare,” imbuhnya.
Lebih lanjut Rahmad menjelaskan bahwa dalam demplot ini pupuk yang digunakan adalah pupuk non-subsidi, dengan komposisi yang disarankan oleh PT Petrokimia Gresik. Salah satu pupuk yang digunakan adalah Phonska Plus, produk NPK unggulan Petrokimia Gresik.
Adapun pola pemupukan berimbang rekomendasi Petrokimia Gresik dalam demplot ini, untuk tanaman jagung menggunakan pupuk organik Petroganik (500 kg/ha), NPK Phonska Plus (300 kg/ha) dan Urea (300 kg/ha). Sementara untuk tomat dan cabai masing-masing menggunakan Petroganik (2.000 kg/ha), NPK Phonska Plus (800 kg/ha), serta ZA (200 kg/ha).
“kami berhasil menjawab tantangan bapak rachmat gobel, menanam tanaman hortikultura tanpa menggunakan pupuk subsidi, dan hasilnya terbukti luar biasa,” terang rahmad.
Oleh karenanya, Rahmad memastikan Petrokimia Gresik akan melanjutkan kerja sama ini di beberapa titik lain. Selain itu, produk-produk Petrokimia Gresik diharapkan dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
Sementara itu, Petani Desa Haya-haya, Kecamatan Limboto Brata, Kabupaten Gorontalo, Djafar Abdullah mengaku telah mengikuti pola pemupukan berimbang Petrokimia Gresik dan merasakan manfaatnya, yakni peningkatan produktivitas pada tanamannya jagungnya lebih dari 50 persen.
“Saya akan kembali menerapkan aplikasi pupuk non subsidi ini pada musim tanam berikutnya. Meskipun harganya sedikit lebih mahal, tapi sangat sebanding dengan hasilnya yang meningkat pesat,” ujarnya.
Sumber Merdeka, edit koranbumn