Alat kesehatan menjadi salah satu sektor prioritas investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Sejauh ini, BKPM telah mengadakan rapat dengan Gabungan Perusahaan Alat-Alat Kesehatan dan Laboratorium (GAKESLAB) dan Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI).
Berdasar catatan Kontan.co.id, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa dalam empat hingga lima bulan ke depan pihaknya akan fokus untuk mendatangkan investasi khusus di bidang kesehatan.
Corporate Secretary PT Phapros Tbk Zahmilia Akbar menjelaskan adanya kebijakan dan dukungan pemerintah dalam industri alat kesehatan dalam negeri dapat mendukung Instruksi Presiden (Inpres) No 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. “Kami akan sepenuhnya mendukung pemerintah, seperti komitmen awal kami,” jelas Zahmilia
Sebagai salah satu emiten yang telah memiliki segmen alat kesehatan dalam lini bisnisnya, emiten berkode PEHA itu berharap kontribusi dari segmen alat kesehatan bisa bertumbuh tahun ini. Asal tahu saja, sepanjang tahun 2019, segmen alat kesehatan berkontribusi mini terhadap pendapatan PEHA, sebesar 10% dari total omzet.
Adapun beberapa alat kesehatan yang sudah dipasarkan adalah implant lutut dan pinggul yang merupakan barang impor. Sementara, alat kesehatan dalam negeri yang sudah dipasarkan PEHA adalah bonefill untuk filler tulang pada kasus fraktur dan operasi tulang. Selain itu ada juga produk Ina Shunt untuk kasus hidrocepalus.
PEHA telah mengembangkan segmen alat kesehatan sejak tahun 2014, bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi dan lembaga penelitian. “Core bisnis kami adalah produk kesehatan. Jadi, range produknya baik obat, alat kesehatan ataupun produk lain yang terkait,” imbuh Zahmilia. Ke depannya PEHA masih akan meluncurkan alat kesehatan buatan dalam negeri. Hanya saja, ia belum bisa memberitahukan detailnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn