PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) telah menyusun rencana ekspansi bisnis untuk lima tahun ke depan. Anak perusahaan PT PLN (Persero) ini bahkan membidik pasar luar negeri mulai tahun 2023.
Direktur Pengembangan dan Niaga PT PJB Iwan Purwana menyampaikan, rencana ekspansi telah di mulai pada tahun 2020 ini. Fokus PJB adalah untuk melakukan digital transformasi, melakukan digitalisasi pada power plant, bahkan juga meluncurkan aplikasi berupa PJB Apps.
Berbarengan dengan itu, PJB juga menyusun paket marketing yang terintegrasi. “Jadi kita akan fokus dari tahun 2020 ke depan itu meningkatkan pemasaran kita. Mencari market dengan membuat paket baru dari produk yang kita keluarkan,” kata Iwan dalam salah satu sesi di IndoEBTKE Connex 2020 yang digelar Kamis (26/11).
Kemudian untuk tahun depan, PJB menargetkan ekspansi pada bisnis jasa operasi dan pemeliharaan (operation and maintenance/O&M) serta Asset Management Contract (AMC). Pada segmen ini, PJB membidik ada 10 lokasi baru yang bisa dikelola, sehingga bisa memberikan kontribusi sebesar Rp 2 triliun.
“Tentu strateginya memperkuat terus di eksisting bisnis. Namun kami akan bergerak di bisnis-bisnis yang baru,” sambung Iwan.
Pada tahun 2022, PJB akan menggenjot kapasitas pembangkit EBT. Targetnya, akan ada tambahan kapasitas hingga 300 Megawatt (MW) dari pembangkit berbasis energi hijau ini. Selain Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Cirata yang berkapasitas 145 MW, masih ada 155 MW pembangkit EBT lain yang akan digarap dan sedang dibidik PJB.
Iwan menjelaskan, pembangkit EBT yang dibidik oleh PJB ialah berupa konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PLN, yang akan diubah menjadi PLTS. Selain itu, PJB juga terus menggenjot program co-firing atau pencampuran PLTU batubara dengan pellet biomassa dari sampah dan kayu.
“Kita menambah kapasitas co-firing kita di 5 lokasi sehingga memberikan kontribusi 5%,” imbuhnya.
Selanjutnya pada tahun 2023, PJB membidik pasar luar negeri dengan segmen O&M services, Maintenance Repair & Overhaul (MRO) dan power solutions. Iwan bilang, PJB pun terbuka untuk melakukan kemitraan. “Setidaknya nanti kami punya 3 proyek di luar negeri,” sebutnya.
Kata Iwan, penjajakan dan komunikasi sudah dilakukan. Proyek potensial datang dari Afrika, Asia Selatan serta Timur Tengah. Bisnis ini diharapkan sudah bisa memberikan 7%-10% pada revenue on investment.
Pada tahun 2024, PJB menargetkan ekspansi dan bisnis baru ini bisa stabil dan berkontribusi pada pendapatan di luar proyek eksisting. “Kami berharap bisa menjadi leader di bidang sustainability energy dan PJB berkontribusi terhadap 23% bauran energi di 2025,” pungkas Iwan.
Sebagai informasi, saat ini PJB memiliki lima lini bisnis, mulai dari unit pembangkitan, jasa operasi dan pemeliharaan, pendanaan investasi, EPC (Engineering, Procurement and Construction), serta layanan suku cadang.
PJB mengoperasikan sekitar 7.500 MW pembangkit serta mengelola hampir 21.000 MW pembangkit melalui skema Asset Management Contract.
Sumber Kontan, edit koranbumn