PLN terus mengoptimalkan pemanfaatan fly ash dan bottom ash (FABA) dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) menjadi material bangunan yang bermanfaat bagi masyarakat. Inovasi ini juga terlihat pada pemanfaatan FABA dari PLTU Ropa yang diolah menjadi batako.
“Pengolahan FABA dari PLTU Ropa menjadi batako akan dimanfaatkan untuk beragam kebutuhan masyarakat Ende, seperti pembangunan Paroki St. Donatus Bhoanawa sebanyak 40.000 batako, pembangunan Gereja Stasi ST Yohanes Pemandi – Patisomba Paroki St. Maria Magdalena Nangahure Keuskupan Maumere sebanyak 37.500 batako, bedah rumah di Kabupaten Ende 24.000 batako, dan pembangunan sekolah Madrasah Ibtidiyah di Talibura – Sikka sebanyak 15.000 batako,” jelas General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko melalui siaran pers, Rabu (17/3/2021).
Menurutnya, PLN terus berupaya mengoptimalkan pemanfaatan FABA dari PLTU. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengategorikan FABA menjadi limbah nonbahan berbahaya dan beracun (non-B3).
Dimulai sejak 2020, pembangunan Paroki St. Donatus Bhoanawa kini telah mencapai progress 47 persen. Dengan rencana bantuan 40.000 batako dari FABA PLN diharapkan 4.000 umat dapat segera beribadah dengan nyaman di sini,” kata Uskup Agung Ende Mgr Vincentius Potokota.
Tidak hanya FABA, Jatmiko juga menyampaikan rencana pelatihan pembuatan kompor pelet melalui pengolahan sampah untuk siswa SMK.
Sumber Bisnis, edit koranbumn