PT Pos Logistik Indonesia, anak perusahaan PT Pos Indonesia (Persero) mengatakan bahwa hampir sebagian besar operasionalnya didukung oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
CEO PT Pos Logistik Budi Prakoso menyebut kurang lebih 40,2 persen dari pendapatan Pos Logistik berasal dari sesama BUMN, baru kemudian swasta dan kementerian, lembaga, departemen dan instansi lainnya.
“Kita masih sebagian besar masih support BUMN. Kurang lebih 40,2 persen revenue poslog [Pos Logistik] itu dari sesama BUMN, kemudian ada swasta dan sisanya kementerian, lembaga, departemen dan instansi,” katanya dalam webinar bertajuk The Future of Supply Chain 4.0, Kamis (22/7/2021).
Kendati demikian, Budi mengaku bahwa tidak menutup kemungkinan Pos Logistik akan bekerja sama dengan e-commerce mengingat saat ini sektor tersebut terus berkembang pesat.
Namun, lanjutnya, bila memang ada kerja sama, pihaknya akan berfokus pada tahap middle-mile (mid-mile), sesuai dengan posisinya di PT Pos Indonesia.
“Kemungkinan kerja sama dengan e-commerce tentu bisa tapi dalam konteks yang mid-mile juga. Misalnya kita pengelola ware housenya dan sebagainya, itu bisa. Namun saat ini poslog untuk e-commerce belum ada kerja sama,” sebutnya.
Sebagai informasi, sebagai anak perusahaan PT Pos Indonesia, Pos Logistik beroperasi secara independen untuk dapat memaksimalkan peluang bisnis logistik di Indonesia sekaligus memanfaatkan jaringan dari Pos Indonesia yang sudah terbangun di seluruh Indonesia, dengan 4.367 jaringan Pos Indonesia Group dan 33.000 titik penjualan.
Budi memerinci posisi Pos Logistik di PT Pos Indonesia adalah sebagai pendukung mid-mile. Artinya, bertugas di bagian pengangkutan barang dari gudang penyimpanan ke pusat distribusi ataupun kepada distributor atau pengiriman sebelum diterima oleh konsumen akhir.
Sementara Pos Indonesia, lanjutnya, bertugas di tahap first-mile dan last-mile dengan didukung banyaknya outlet dan sumber daya manusia (SDM) yang terlibat.
Sumber Bisnis, edit koranbumn