PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) berharap masih bisa mencetak pertumbuhan kinerja di tengah proyeksi ekonomi yang disebut Presiden Joko Widodo “gelap” tahun depan.
Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengatakan menjelang tahun politik dan ancaman resesi, dari kinerja sebelumnya umumnya memang akan terjadi penurunan.
“Karena harus terjadi penyesuaian saat terpilih Presiden, ada proses juga pemilihan menteri baru. Itu pasti berpengaruh terhadap proses mendapat proyek. Kita juga melihat dari sisi pasar yang terus kita tekuni, ancaman adanya resesi tetap harus kita perhatikan. Namun bukan berarti kita menjadi pesimis,” ungkapnya pada Media Gathering, Jumat (21/10/2022).
Novel menjelaskan, dengan ceruk-ceruk pasar yang ada emiten bersandi PTPP ini tetap punya keyakinan bahwa pasar akan tetap bergerak walaupun mengalami koreksi.
“Menurut kami, kami tetap optimis, apalagi proyek di IKN pasti masih ditenderkan di 2023 dengan nilai yang tidak kecil. Selain itu, ada proyek dari investor juga, tidak hanya dari APBN. Banyak investor yang berminat di IKN. Jadi kami selektif, meningkatkan kompetitif kita sehingga memberikan harga yang baik, sehingga bisa memberi kontribusi laba untuk perusahaan,” ujarnya.
Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto menambahkan, target tahun depan dengan memperhatikan ancaman resesi dan pemilu, serta pernyataan dari PUPR hanya akan menyelesaikan proyek sampai 2024, dari sisi kontrak baru akan flat.
“Tapi dari sisi kinerja kita proyeksikan bisa tumbuh up to 5 persen,” jelasnya.
Pada 2022, PTPP menargetkan bisa mengantongi kontrak hingga Rp31 triliun, dan baru tercapai Rp17,58 triliun hingga pertengahan Oktober 2022. Sementara itu, target pendapatan juga masih jauh mencapai Rp9,02 triliun dari target Rp21,40 triliun, dan laba bersih baru tercapai Rp112 miliar dari target Rp429 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn