PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatakan pertumbuhan produksi produk pupuk sebesar 14,15 persen atau mencapai 3.104.341 ton sepanjang kuartal I/2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Adapun total produksi pupuk triwulan pertama tahun ini berupa pupuk urea sebanyak 2.070.140 ton, NPK 688.196 ton, SP-36 132.473 ton, Za 212.262 ton, dan ZK 1.270 ton.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat mengatakan pertumbuhan tersebut dikarenakan kondisi pabrik yang dapat beroperasi secara optimal dengan rate yang cukup tinggi.
“Kinerja produksi Kami selalu menunjukan pertumbuhan disetiap tahunnya, terutama sejak berbagai upaya transformasi yang dicanangkan sejak 2017. Peningkatan volume produksi salah satunya juga disebabkan pengoperasian pabrik Amurea II yang mulai komersil sejak Agustus 2018,” kata Aas, dalam keterangan tertulis, Kamis (30/4/2020).
Menurutnya, produksi Pupuk Indonesia diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri, khususnya untuk sektor tanaman pangan.
“Bila kebutuhan untuk subsidi dan sektor pangan dalam negeri sudah terpenuhi dan stoknya dipastikan aman, baru kita akan menjual hasil produksi ke sektor komersil maupun ekspor,” tambahnya.
Sejauh ini, kapasitas produksi Pupuk Indonesia mencapai total 14.012.500 ton per tahun untuk segala jenis pupuk. Khusus pupuk urea kapasitas produksinya mencapai 9.362.500 ton, pupuk NPK 3.380.000 ton, SP-36 500.000 ton, ZA 750.000 ton dan ZK 20.000 ton.
Tak hanya produk pupuk, produksi non pupuk Perseroan juga mengalami peningkatan di tiga bulan pertama tahun ini. Tercatat,produksi non pupuk mencapai 1.872.026 ton, lebih tinggi dibanding produksi periode sama tahun lalu yang sebesar 1.504.810 ton.
Menurutnya, dengan transformasi bisnis yang telah dilakukan, kini biaya produksi pupuk dapat lebih efisien.
Sebagai contoh, dalam hal efisiensi pemakaian bahan baku, sepanjang 2019 Perseroan mencatatkan realisasi rasio konsumsi gas untuk urea sebesar 27,56 mmbtu/ton, lebih efisien dari rencana 28,28 mmbtu/ton. Di sisi lain, rasio konsumsi gas untuk amoniak sebesar 35,92 mmbtu/ton yang juga lebih efisien dari rencana sebesar 36,05 mmbtu/ton.
“Efisiensi ini penting dalam mengurangi beban pemerintah atas subsidi, termasuk untuk peningkatan daya saing produk Pupuk Indonesia Grup,” kata Aas.
Sumber Bisnis, edit koranbumn