Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong peningkatan kesejahteran petani dengan pendampingan intensif dan solusi budi daya pertanian berkelanjutan melalui program Makmur.
Program yang diluncurkan Menteri BUMN Erick Thohir di Subang, Jawa Barat, pada Agustus lalu, sebelumnya bernama agrosolution yakni solusi pertanian yang menjadi inisiatif PT Pupuk Indonesia (Persero).
Senior Project Manager Program Makmur, Pupuk Indonesia, Supriyoto, optimistis target empat juta hektare yang dicanangkan Menteri BUMN Erick Thohir dapat terealisasi.
Supriyoto menyampaikan, luas tanam program makmur hingga Agustus telah mencapai 40.332 hektare dengan petani yang terlibat mencapai 28.884 orang. Sementara untuk target tahun ini sekitar 50 ribu hektare, dan akan terus meningkat menjadi 250 ribu pada tahun depan, serta empat juta hektare pada 2024.
“Kami optimistis target tersebut dapat tercapai, tentunya membutuhkan dukungan para stakeholder yang terlibat, baik itu dari segi permodalan, agro input, sampai offtaker dan asuransi,” ujar Supriyoto kepada Republika di Jakarta, Selasa (14/9).
Kata Supriyoto, para petani peserta program mendapatkan jaminan permodalan, penyediaan pupuk berkualitas, benih dan pestisida serta mendapatkan konsultasi dari para ahli agronomi.
Pupuk Indonesia, dia katakan, juga melakukan pengawalan teknologi bekerja sama dengan pemerintah setempat memberikan pendampingan kepada petani agar hasilnya optimal, dan memastikan petani mendapatkan jaminan adanya pembeli dengan harga yang menguntungkan petani.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ada pengakuan dari para petani dan pemilik lahan bahwa perusahaan BUMN mampu membuat petani di desa ini naik kelas.
“Saya hargai hal itu. Mereka mendapat bimbingan, mulai dari pupuk dan pengolahan sawah sehingga mampu menaikkan produktivitas dan keuntungan petani. Saya optimistis, jika para petani kita terus didampingi, difasilitasi, dan didukung ilmu pengetahuan serta teknologi nutrisi pertanian modern, maka petani kita makin makmur,” ujar Erick.
Erick menambahkan, diperlukan pendekatan holistik untuk mencari solusi pertanian demi meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani Indonesia. Hal itu dikarenakan jumlah areal persawahan di Indonesia meningkat dalan satu terakhir, namun hasil panennya mengalami penurunan.
Menurut BPS, pada 2021 total luas lahan pertanian mencapai 25,1 juta hektare, naik dari tahun sebelumnya 24,1 juta hektare. Namun, jumlah lahan panen menurun dari 10,68 juta hektare pada 2020, menjadi 10,66 juta hektare pada tahun ini.
Erick menilai program Makmur harus memberikan banyak manfaat seperti kenaikan produktivitas pertanian sehingga petani lebih untung, praktik pertanian unggul, dan penggunaan pupuk nonsubsidi untuk membantu kebutuhan mereka.
“Kita tidak bisa melepas mereka jalan sendiri, sementara kita mengharapkan hasil panen tinggi. Mereka harus ditemani dan dikawal dengan teknologi, sehingga hasil panennya lebih baik dan pendapatannya bisa meningkat,” kata Erick.
Sumber Kontan, edit koranbumn