Anggaran untuk mereaktivasi jalur kereta api Banjar – Pangandaran diperkirakan mencapai kurang lebih Rp 1 triliun. Anggaran tersebut dibutuhkan untuk memperbaiki jalur yang ada dan infrastruktur penunjang lainnya.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) sendiri telah resmi meluncurkan Kereta Api (KA) Pangandaran relasi Jakarta-Bandung-Banjar dengan panjang lintasan mencapai 328,8 kilometer. Meski namanya KA Pangandaran, kereta api yang diluncurkan 2 Januari lalu itu baru terhubung sampai Stasiun Banjar.
Sementara dari Banjar-Pangandaran belum terkoneksi mengingat jalur tersebut telah dimatikan oleh pemerintah sejak tahun 1982. Saat ini PT KAI sedang berupaya untuk mereaktivasi jalur tersebut.
Kepala PT KAI Daop II Bandung Saridal menuturkan, jalur kereta api Banjar-Pangandaran memiliki panjang kurang lebih 60 kilometer. Jalur tersebut saat ini kondisinya dalam keadaan mati.
“Infrastruktur semua sudah enggak bisa dipakai. Nanti jalur lama kita bangun lagi,” katanya, di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Minggu (6/1/2019).
Menurutnya, reaktivasi jalur Banjar-Pangandaran membutuhkan biaya yang cukup besar. Khusus untuk perbaikan jalur keretanya saja diperkirakan butuh dana Rp 900 miliar. Belum lagi biaya pembangunan stasiun dan penertiban rumah warga.
“Jalur lama kita bangun, kendala besar (untuk reaktivasi) ya duit. Untuk 60 kilometer x Rp 15 miliar sama dengan Rp900 miliar itu untuk jalannya saja. Belum stasiun dan lainnya jadi kurang lebih butuh Rp 1 triliun,” ucapnya.
Saridal menambahkan, pihaknya akan segera bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Bupati Pangandaran dan Wali Kota Banjar untuk membahas rencana reaktivasi jalur kereta tersebut. Pertemuan itu juga dilakukan untuk mengevaluasi pengoperasian KA Pangandaran yang diluncurkan 2 Januari lalu.
“Dalam waktu dekat bahas antara PT KAI, Banjar dan Pangandaran. Kita juga akan evaluasi (KA) Pangandaran dari tanggal 2 sejak pengoperasian,” ujarnya.
Sumber Detik /edit koranbumn.com