PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dinilai akan mampu mendapat kepercayaan penuh dari investor publik saat rights issue, sehingga dana yang diperoleh dapat optimal untuk meningkatkan kinerja pembiayaan segmen ultra mikro di masa pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi covid-19.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch. Amin Nurdin mengatakan, kontribusi investor publik berpotensi maksimal karena reputasi BRI yang sangat baik dalam pembiayaan dan pemberdayaan di segmen mikro nasional. Proyeksi Amin, kontribusi pemegang saham publik dalam penerbitan saham baru untuk pembentukan holding BUMN Ultra Mikro (UMi) akan berada di kisaran Rp 20 triliun hingga Rp 40 triliun.
Pertengahan Juni lalu BRI memublikasikan keterbukaan informasi terkait rencana rights issue. BRI menjadi induk holding BUMN sektor UMi-UMKM diawali dengan pelaksanaan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD).
Perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 28,67 miliar seri B atau setara dengan 23,25% saham BBRI saat ini dengan nilai nominal Rp50 per saham. Pemerintah selaku pemegang saham pengendali akan mengambil bagian atas seluruh HMETD yang menjadi haknya melalui mekanisme inbreng atas saham milik pemerintah di Pegadaian dan PNM masing-masing 99,99%.
Amin memproyeksikan suntikan dana segar utamanya akan dipergunakan bank berkode saham BBRI itu untuk memastikan kualitas kredit di segmen UMi dan UMKM. Menurutnya, hal itu sangat diperlukan mengingat segmen UMi dan UMKM adalah salah satu penopang ekonomi nasional.
Segmen tersebut membutuhkan stimulus yang maksimal di tengah situasi saat ini. Amin menilai segmen usaha tersebut adalah yang kinerjanya paling cepat pulih jika mendapat stimulus tepat, sehingga membutuhkan suntikan modal kerja yang tak kalah cepat. “Bagaimana pun kita tetap perlu berasumsi bahwa hampir semua pelaku ultra mikro masih membutuhkan relaksasi di tengah periode sulit ini,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima KONTAN baru-baru ini.
Amin meyakini BRI telah menyiapkan dana pencadangan yang cukup besar sebelum penerbitan saham baru, maka keuangan BRI akan tetap dalam kondisi baik dalam menghadapi berbagai kemungkinan pasca holding.
Amin juga bilang, karena perannya yang besar terhadap ekonomi nasional, keberpihakan pemerintah terhadap segmen UMKM dan UMi sangat besar. Karena itu bukan tidak mungkin ekspansi kinerja holding akan dipacu lebih efektif terutama setelah pandemi mulai kondusif.
Mengacu pada data Kementerian Koperasi dan UKM, hingga 2019 terdapat sekitar 64 juta unit usaha mikro termasuk ultra mikro di dalamnya. Angka ini setara dengan 98% lebih dari total unit usaha nasional.
Sumber KOntan, edit koranbumn