Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (kode saham: BBNI) yang diselenggarakan di Menara BNI Jakarta, Selasa 15 Maret 2022 menyetujui pembagian dividen sebesar 25% dari laba bersih tahun buku 2021 sekitar Rp 2,72 triliun untuk dibagikan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham.
Nilai dividen tahun buku 2021 naik 3,3 kali lipat dari dividen tahun buku 2020 sebesar Rp 820,1 miliar. Dengan demikian, nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan Rp 146, naik 3 kali lipat dibanding dengan tahun lalu di Rp 44. Tahun lalu, pemerintah hanya mendapat porsi dividen senilai Rp 492,58 miliar ke rekening kas umum negara, sedangkan dividen bagian publik atas kepemilikan 40% saham tercatat hanya senilai Rp 327,52 miliar. Sebesar 75% dari Laba Bersih Perseroan atau senilai Rp 8,17 triliun akan digunakan sebagai Saldo Laba Ditahan untuk pengembangan bisnis berkelanjutan BNI ke depan.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menuturkan perseroan telah mengambil sejumlah langkah, strategi dan kebijakan yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tengah kondisi yang cukup menantang ini. Dewan Komisaris secara konsisten turut pula mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank tahun 2021, antara lain melalui evaluasi terhadap Rencana Bisnis Bank serta kinerja keuangan tahun 2021.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini juga menyampaikan bahwa RUPST juga menyetujui aksi Perseroan untuk melakukan pengambilalihan saham PT Bank Mayora yang akan diadakan pada tanggal 22 Januari 2022. RUPST juga menyetujui untuk mengalihkan secara keseluruhan saham hasil pembelian kembali (buyback) tahun 2021 yang disimpan sebagai saham tresuri (treasury stock) sebanyak 24.682.600 (dua puluh empat juta enam ratus delapan puluh dua ribu enam ratus) saham. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kepemilikan saham BBNI, sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan serta mendorong pencapaian target kinerja.