PT Bank Raya Indonesia Tbk. (AGRO) menargetkan mampu memacu penyaluran kredit ke sektor GIG Economy pada tahun ini.
Gig economy adalah sistem pekerja bebas dimana perusahaan hanya mengontrak pekerja dalam jangka pendek atau jangka waktu tertentu. Dalam sistem ini seseorang dibayar per proyek yang dikerjasamakan sesuai dengan kontrak. Menurut data Badan Pusat Statistik 2020, jumlah pekerja gig mencapai 46,4 juta. Bidang gig economy ini tersebar ke beragam lini termasuk sektor digital.
Direktur Keuangan Bank Raya Akhmad Fazri mengatakan dalam melakukan penetrasi pembiayaan Digital Bank Raya menggunakan dua cara, yakni secara direct sales maupun channeling yang mengoptimalkan community branch BRI Group dan pinjol.
“Pada Semester I 2022 (unaudited) Bank Raya telah menyalurkan kredit digital sebesar Rp652 miliar,” kata Rabu (10/8/2022).
Akhmad mengatakan ke depannya Bank Raya akan terus mengoptimalisasi Acquisition Channel yang dimiliki Bank Raya untuk terus meningkatkan penyaluran kredit digital bagi para gig economy dan UMKM.
Laporan Uang Beredar Bank Indonesia menyebutkan penyaluran kredit kepada UMKM pada Juni 2022 mencapai Rp1.217 triliun tumbuh 17,6% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya (17,0%, yoy), terutama pada kredit skala.
Kredit UMKM skala mikro tumbuh 113,7% (yoy) pada Juni 2022, terakselerasi lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 108,7% (yoy).
Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan kredit UMKM didorong baik oleh Kredit Modal Kerja (tumbuh 20,2% yoy) maupun Kredit Investasi (10,2% yoy).
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Raya Kaspar Situmorang mengatakan per Juni 2022 jumlah akun rekening di perusahaan mencapai 713.000 akun.
Perseroan menargetkan hingga akhir 2022 dapat melayani 1 juta akun rekening. Artinya, target Bank Raya tersebut telah terealisasi 71 persen. Bank Raya memiliki waktu 6 bulan untuk mengajar sekitar 30 persen sisanya.
Kemudian pada kuartal I/2022 dana pihak ketiga (DPK) yang dikelola Bank Raya tercatat sebesar Rp10 triliun, dengan rasio Current Account Saving Account (CASA) sebesar 45,2 persen.
Sumber Bisnis, edit koranbumn