PT Barata Indonesia (Persero) telah merampungkan proyek pekerjaan pabrik Bioethanol Gempolkrep, Mojokerto dan telah menyerahkan proyek tersebut kepada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X.
Direktur Pemasaran Barata Indonesia, Sulistyo Handoko mengatakan penyelesaian proyek ini merupakan komitmen perusahaan untuk mendukung program pemerintah dalam pembangunan ekosistem melalui hilirasasi industri gula untuk ketahanan pangan sekaligus untuk memproduksi energi yang ramah lingkungan.
“Penyelesaian proyek ini semakin mengukuhkan posisi Barata Indonesia sebagai satu satunya perusahaan di Indonesia yang mampu mengerjakan manufaktur serta konstruksi untuk industri gula dan turunannya,” ujarnya dalam rilis, Kamis (17/11/2022).
Dia menjelaskan proyek pabrik bioethanol yang sempat dikunjungi Presiden Joko Widodo ini pun telah dilakukan penyelesaian performance test dengan hasil prima sebelum diserahterimakan kepada pihak PTPN X.
“Dalam pekerjaan ini kami melakukan modernisasi teknologi proses untuk meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku tetes tebu, termasuk mengerjakan fasilitas bisnis hilir yaitu fasilitas redistilasi Fuel Grade Ethanol (FGE) menjadi Extra Neutral Alcohol (ENA) berkualitas food grade, serta unit baru CO2 Plant,” jelasnya.
Sulis mengatakan untuk menjawab tantangan ke depan, perseroan tengah bertransformasi menjadi perusahaan yang berfokus pada bisnis manufaktur dan MES (maintenance, engineering, dan services).
Selain itu, lanjutnya, perseroan juga fokus pada bisnis equipment supplier untuk mendukung pekerjaan EPC (engineering, procurement dan contractor) di tiga sektor bisnis yaitu pembangkitan, hidromekanikal dan foundry industri komponen dan permesinan.
“Untuk meningkatkan daya saing dan ekspansi market kami juga menjalin kerja sama operation dengan mitra strategis seperti dengan Taiheiyo Engineering Corporation, asal Jepang untuk lokal konten industri semen dan PT Andritz untuk industri pulp and paper di pasar Asia,” jelasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn