PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. bersinergi dengan Kementerian Perdagangan memberikan dukungan bagi pelaku UMKM, khususnya yang merupakan binaan Kementerian Perdagangan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN).
Dukungan tersebut ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Direktur Jenderal PEN Kemendag Kasan dan Direktur Hubungan Kelembagaan BNI Sis Apik Wijayanto di Cirebon, Jawa Barat, Kamis (5 November 2020).
Pemerintah menyatakan ada delapan cara yang dirilis untuk mendongkrak ekspor bagi UMKM. Cara dimaksud mencakup peningkatan daya saing produk, penguatan produk dalam pemenuhan standar internasional, pelatihan bagi eksportir baru khususnya UMKM, relaksasi kebijakan ekspor-impor, kemudahan pengajuan Surat Keterangan Asal (KSA) ekspor melalui penerapan affect nature dan stamp, meningkatkan fasilitas perdagangan melalui automatic authentication, memfasilitasi pembiayaan ekspor melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), serta peningkatan fasilitas dan layanan informasi promosi ekspor, business matching, pemanfaatan TEI, peningkatan penguatan perdagangan dalam negeri.
“Kita berharap hal tersebut dapat memberikan peluang bagi UMKM agar ekspor Indonesia dapat kembali pulih dan tumbuh,” ujar Menteri Perdagangan RI Agus Suparmanto dalam acara tersebut seperti dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (5/11/2020).
Sis Apik Wijayanto mengatakan, lewat kerja sama BRI dengan Kemendag, para pelaku UMKM binaan berkesempatan dapat pembinaan, akses informasi dan ekspor, serta dukungan permodalan dari BNI sehingga UMKM dapat produktif dan terus berkembang. Pengembangan UMKM diharapkan tidak hanya meliputi skala usaha, melainkan memiliki nilai tambah dan orientasi ekspor.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan simbolis Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI kepada UMKM binaan, pengarahan Menteri Perdagangan, sarasehan, factory visit, serta pelepasan ekspor Cirebon ke kancah Global.
“Ini akan menjadi titik balik positif serta memberi dampak yang luas bagi UMKM, memberi akses kemudahan berupa produk perbankan baik pinjaman (KUR) maupun layanan perbankan digital seperti QR Code, EDC, dan lainnya. Dalam kata lain, melalui program ini UMKM dibekali capability untuk memiliki nilai tambah dan kompetitif agar dapat menembus pasar ekspor,” ujar Sis Apik.
Lebih lanjut, dia menuturkan BNI juga terus mendorong geliat UMKM dengan dukungan melalui digitalisasi proses kredit (BNI Move) yang mampu memberdayakan UMK agar dapat naik kelas dan bernilai tambah.
Berbasis smart database system, BNI Move memberikan feed ke user aplikasi yakni tenaga pemroses BNI di seluruh nusantara sehingga proses kredit dapat tersampaikan, termonitor, dan dijalankan dengan baik. Dengan BNI Move, aplikasi pintar yang mudah dalam genggaman proses kredit semakin mudah dan cepat.
“Setelah sebelumnya kami bersama Kementerian Perdagangan sehati dalam menggaungkan program ‘Bangga Buatan Indonesia’ serta dukungan UMKM di Semarang dan Yogyakarta, kini kami hadir, dan akan kembali bersinergi, tidak hanya sekadar bermuatan ekonomi atau finansial, tetapi memiliki tujuan sosial dan humanis. Dengan komitmen ini kami harap BNI bisa berkontribusi lebih nyata untuk memajukan UMKM nasional ke kancah global,” ujarnya.
Dia menamabahkan, BNI tetap berkomitmen penuh mendukung program pemerintah, khususnya sektor ekonomi dan pemberdayaan UMKM. Perseroan juga konsisten menjalankan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta stimulus bagi nasabah peminjam terdampak Covid-19 untuk merestrukturisasi ekonomi kecil & mikro, melakukan pendampingan, digitalisasi perbankan, digitalisasi proses kredit, hingga inisiasi program-program terkait.
Untuk penguatan sektor riil, hingga periode 31 Oktober 2020 BNI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 17,02 triliun kepada 191.127 debitur.
Sumber Bisnis, edit koranbumn