Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksikan lifting liquefied natural gas dari 2 kilang di Indonesia mencapai 205,5 kargo untuk sepanjang tahun ini.
Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Handoko memproyeksikan tahun ini terdapat potensi tambahan spot sebesar 1 kargo pada Agustus dari Kilang Tangguh dan tambahan 4,8 kargo pada Agustus, 2,4 kargo pada September; serta 1,2 kargo pada Oktober dan 2,4 kargo pada November untuk dari Kilang Bontang.
“Total kalau dari Bontang 84,1 kargo, kemudian untuk BP Tagguh 122 kargo sampai akhir tahun,” kata Arief dalam paparannya baru-baru ini.
Berdasarkan data SKK Migas, sepanjang Januari-Juni 2021, lifting dari Kilang Tangguh tercatat sebanyak 58,85 kargo dengan perincian 44,1 kargo untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan 14,7 kargo untuk kebutuhan domestik.
Sementara itu, lifting dari Kilang Bontang sepanjang semester I/2021 tercatat sebanyak 38,36 kargo dengan perincian 22 kargo untuk kebutuhan ekspor, sedangkan 16,3 kargo untuk kebutuhan domestik.
SKK Migas mencatat, pada pemanfaatan gas bumi 2021, ekspor LNG menyerap sebesar 20,38 persen dari total gas bumi nasional.
Lalu, pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik LNG sebesar 9,37 persen. Pemanfaatan gas bumi untuk ekspor LNG sepanjang semester pertama tahun ini sebesar 1.158,56 BBtud, sedangkan pemanfaatan gas bumi untuk domestik LNG adalah sebesar 532,48 BBtud.