Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Kementerian Keuangan, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF mencatatkan peningkatan kinerja penyaluran pembiayaan kepada mitra lembaga keuangan penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada paruh pertama 2022.
Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengungkap pihaknya telah mengucurkan pembiayaan senilai Rp4,3 triliun pada semester I/ 2022.
“Pembiayaan kepada para penyalur KPR pada pertengahan 2022 ini tercatat meningkat 17 persen [year-on-year/yoy] dibandingkan dengan realisasi pada semester I/2021 yang ketika itu senilai Rp3,7 triliun,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (3/8/2022).
Sebagai perbandingan, pada kinerja tengah tahunan era sebelum pandemi alias semester I/2019, nilai pembiayaan perusahaan pembiayaan sekunder perumahan ini mencapai Rp5,33 triliun. Sementara pada paruh musim periode 2020 nilainya Rp4,2 triliun.
Adapun, kegiatan pembiayaan SMF utamanya memberikan refinancing kepada bank atau multifinance yang menyalurkan KPR siap-huni, dengan tagihan aset KPR tersebut sebagai agunan.
Kegiatan ini bertujuan agar arus kas para mitra penyalur KPR lebih lancar, terutama untuk menyalurkan KPR baru, karena tidak perlu menunggu pelunasan KPR dari para nasabah yang notabene bisa mencapai belasan tahun.
Oleh sebab itu, Ananta menjelaskan bahwa kinerja SMF saat ini terbilang masih menantang, karena turut terpengaruh oleh kondisi keuangan para mitra penyalur KPR, serta keberanian mereka untuk menyalurkan KPR baru.
“Misalnya, saat ini likuiditas perbankan masih cukup tinggi, jadi banyak yang belum butuh fasilitas refinancing. Pertumbuhan kredit perbankan secara umum pun masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan DPK [Dana Pihak Ketiga],” tambah Ananta.
Selain itu, suku bunga DPK perbankan saat ini masih relatif rendah, sehingga potensi kebutuhan mereka untuk mengakses layanan refinancing SMF barangkali baru akan muncul setelah ada tren kenaikan suku bunga acuan dari bank sentral.
“Kondisi likuiditas perbankan yang masih cukup tinggi diprediksi masih akan terus terjadi akhir tahun. Hal ini akan berdampak pada kinerja perseroan di semester II/2022. Tapi kami sudah mempersiapkan strategi, supaya target pembiayaan sepanjang tahun ini bisa terealisasi,” jelasnya.
Ananta mengungkap salah satu upaya untuk mengejar target pembiayaan senilai Rp12,4 triliun sepanjang tahun ini, yaitu memperluas sinergi dan kolaborasi dengan lembaga penyalur pembiayaan perumahan baru, yang tidak terbatas hanya dalam produk refinancing KPR.
Misalnya, terkait mandat-mandat baru SMF dari pemerintah, seperti pembiayaan modal usaha buat penginapan atau homestay di area pariwisata, pembiayaan buat rumah kumuh, kredit mikro perumahan, dan kredit konstruksi.
Kredit mikro perumahan telah terealisasi lewat sinergi dengan PT Permodalan Nasional Madani atau PNM dengan fasilitas pembiayaan hingga Rp2 triliun.
Sementara itu, kredit konstruksi sepanjang 2021 terealisasi sebesar Rp223 miliar melalui 4 Bank Pembangunan Daerah (BPD), yang nantinya disalurkan kepada 117 developer properti FLPP atau pengembang perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Adapun, mandat untuk ikut menyalurkan dana bergulir kepada pemilik homestay di kawasan pariwisata telah terealisasi sejak 2019. SMF menggandeng mitra lembaga keuangan di daerah terkait, termasuk yang berstatus BUMDes. Pada tutup buku 2021, total telah ada 94 homestay di 11 desa wisata Tanah Air yang mengikuti program ini.
Sumber Bisnis, edit koranbumn