.Memasuki tahun 2022, Perum Jasa Tirta (PJT) I sebagai salah satu BUMN pengelola sumber daya air (SDA) siap mengembangkan bisnisnya.
Dengan hadirnya dua orang direksi baru, yakni Direktur Operasional Milfan Rantawi dan Direktur Keuangan, Pengelolaan Sumber Daya, dan Manajemen Risiko Mukhamad Taufiq kini PJT I siap mengembangkan bisnis dari sektor air dan non air.
Direktur Utama PJT I Raymond Valiant Ruritan mengatakan, target pengembangan bisnis menjadi salah satu rencana perusahaan setelah masuk dalam klastering BUMN.
“Kami berupaya memberikan kontribusi kepada negara melalui klastering BUMN. Dua orang direksi baru kami punya kemampuan di bidang pengembangan usaha. Usaha rutin tetap diupayakan lebih baik lagi di tahun ini,” kata Raymond dalam siaran pers di situs Kementerian BUMN yang dikutip Kontan.co.id, Senin (24/1).
Ia menjelaskan, melalui klastering BUMN maka PJT I dan PJT II masuk dalam satu klaster di bawah PT Danareksa yang akan memberikan fasilitasi dan investasi pengembangan perusahaan.
“Tahun 2022 ini akan erat kerja sama dengan sub klaster keairan seperti dengan PJT II dan BUMN lain. Kita bersama memiliki Key Performance Indikator (KPI) sebagai BUMN pengelola SDA,” ungkapnya.
Untuk bisnis air, PJT I akan melakukan pengembangan tiga SPAM atau Sistem Penyediaan Air Minum. Pertama, PJT I mengembangkan SPAM Sekaran untuk tambahan 3.000 sambungan rumah baru di Lamongan.
Kedua, dikembangkan pula SPAM Karangbinangun di Lamongan yang telah disepakati dengan Bupati Lamongan. Ketiga, terdapat rencana pembangunan SPAM di Kota Malang melalui kerja sama dengan Pemkot Malang.
“Untuk bisnis air bersih kami akan lebih progresif dengan Danareksa untuk bisa mengembangkan dan investasi untuk air minum. Jadi harapannya, BUMN semacam kami ini bisa lebih berperan meng-cover air untuk masyarakat yang belum terjangkau PDAM,” tutur Raymod
Dari sektor bisnis non air, PJT I melalui anak perusahaan PT Jasa Tirta Energi (JTE) juga mulai mengagresifkan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). “Tahun ini JTE masuk lebih agresif untuk PLTS. Memang regulasi sangat banyak dan cukup kompleks tapi tetap bisa dinavigasi,” tukas dia.
Untuk pembangunan PLTS rencananya akan dibangun secara terapung di bendungan yang dikelola PJT I. Untuk pilot project, PLTS disiapkan di tiga lokasi bendungan.
Pertama di Bendungan Wonogiri Jawa Tengah yang telah masuk Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Sumber Kontan, edit koranbumn