Produsen timah dan logam dasar PT Timah Tbk (TINS) terus fokus menyelesaikan pembangunan smelter pemurnian timah berteknologi TSL Ausmelt Furnace.
Sekretaris Perusahaan Timah Muhammad Zulkarnaen menyampaikan, proyek smelter TSL Ausmelt merupakan proyek multiyear yang ditargetkan selesai sesuai jadwal pada tahun 2022 mendatang. Tadinya, target operasional proyek ini ditetapkan pada tahun 2021. Namun, akibat efek pandemi Covid-19, TINS terpaksa memundurkan target penyelesaian smelter tersebut.
Di antaranya, smelter TSL Ausmelt dapat mengolah konsentrat dengan kadar timah (Sn) lebih rendah dan dapat menggunakan konsentrat timah primer sebagai pencampur bahan baku dan tidak ada hardhead (FeSn) yang dikeluarkan dari tanur.
Selain itu, smelter ini memiliki kapasitas peleburan yang lebih besar yakni mencapai 40.000 ton crude tin per tahun. Proses kerja smelter ini juga lebih terkendali dengan adanya Process Control System (PSC)
Zulkarnaen menambahkan, Lelehan terak dari smelter TSL Ausmelt merupakan bahan baku tanur fuming yang akan menghasilkan debu timah. Nantinya, debu tersebut dapat diolah kembali di dalam smelter TSL Ausmelt.
Smelter baru TINS ini juga menghasilkan efisiensi energi dari proses peleburan timah dalam tanur yang lebih baik. Smelter ini turut dilengkapi proses desulfurisasi gas buang yang menghasilkan gypsum sebagai produk samping dan waste water treatment plant (WWTP) yang sebagian besar air hasil pengolahannya dapat disirkulasi dan digunakan kembali untuk kebutuhan pabrik.
“Tingkat keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan smelter baru ini juga lebih baik. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk operasional smelter juga relatif lebih sedikit,” ungkap Zulkarnaen.
Sumber Kontan, edit koranbumn














