PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar 25% dari total pendapatan perusahaan tahun 2022. Hingga akhir tahun 2022, Telkom menargetkan pendapatan perusahaan bisa tumbuh sekitar mid single digit.
Sebagai gambaran, sepanjang sembilan bulan pertama 2021, Telkom membukukan pendapatan Rp 106,04 triliun. Jika disetahunkan, maka pendapatan Telkom hingga akhir tahun 2021 dapat mencapai Rp 141,39 triliun. Dengan asumsi pendapatan Telkom 2022 tumbuh 5%-6%, maka anggaran capex untuk tahun ini adalah sekitar Rp 37 triliun.
VP Corporate Communication Telkom Pujo Pramono mengatakan, dana capex tersebut akan digunakan untuk pengembangan jaringan mobile & IT enhancement, pembangunan backbone berbasis fiber, dan infrastruktur pendukung lainnya. Telkom juga akan meningkatkan bisnis fixed broadband dan mengembangkan bisnis menara telekomunikasi.
Lewat anak usahanya yang bernama PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), Telkom juga akan mengembangkan Satelit HTS (High Through put Satellite). Untuk memuluskan rencana tersebut, Telkom memberikan shareholder loan sebesar Rp 132 miliar sebagai dana pengembangan awal pada 17 Desember 2021.
Dari segi bisnis data center, Telkom akan melakukan konsolidasi aset data center ke dalam satu entitas bernama PT Sigma Tata Sadaya (STS) demi memaksimalkan value bisnis ini. Untuk itu, Telkom mengambil alih 99,96% saham STS dari TelkomSigma sehingga kini STS dimiliki Telkom secara langsung.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Kamis (20/1), STS sebagai entitas pengelola bisnis data center TelkomGroup nantinya memiliki kapabilitas yang dapat membangun ekosistem dalam bisnis data center. Dengan begjtu, STS diharapkan dapat menjadi pemimpin pasar di industrinya.
Konsolidasi bisnis data center TelkomGroup akan dilakukan secara bertahap dalam 2-3 tahun ke depan. Pada tahap pertama akan dilakukan konsolidasi untuk aset-aset data center TelkomGroup yang berada di wilayah domestik untuk selanjutnya beralih ke aset-aset di regional. Telkom juga sedang dalam tahap penyelesaian Hyperscale Data Center tahap I dan direncanakan beroperasi pada awal kuartal kedua 2022.
Tak ketinggalan, TelkomGroup secara intensif juga terus mengembangkan layanan digitalnya. “Hal ini untuk menciptakan nilai tambah dari kompetensi inti perusahaan agar terus tumbuh dan berkembang,” kata Pujo
Upaya tersebut dilakukan melalui pengembangan sumber daya internal perusahaan maupun kemitraan dengan pemain lokal dan raksasa teknologi global, serta investasi pada startup yang mengutamakan sinergi nilai yang optimal bagi perusahaan.
Sebagai contoh, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) bersama PT Telkomsel Mitra Inovasi (TMI) mendirikan perusahaan baru bernama PT Telkomsel Ekosistem Digital (TED) pada tanggal 28 Desember 2021. Telkomsel juga mengalihkan kontrak usaha patungan (joint venture agreement) kepada perusahaan yang baru berdiri tersebut.
Menurut manajemen Telkom, pembentukan TED merupakan upaya untuk dapat meningkatkan nilai secara maksimal dari bisnis digital Telkomsel. “Hal ini berkaitan erat dengan tujuan perusahaan untuk terus mengembangkan bisnis baru yang sejalan dengan bisnis inti Telkomsel,” ucap manajemen.
Pengembangan bisnis digital dilakukan melalui kolaborasi dengan mitra strategis yang memiliki keahlian dan kompetensi di area bisnis digital. Hal ini diharapkan dapat memperkuat pertumbuhan Telkomsel dengan menangkap peluang di bisnis digital yang sedang bertumbuh dengan pesat di Indonesia.
Sumber Kontan, edit koranbumn