PT Timah Tbk. menargetkan kontribusi mitra pelaku tambang mandiri terhadap total produksi timah perseroan tahun ini dapat mencapai antara 7 persen hingga 10 persen, meningkat dari kondisi di tahun-tahun sebelumnya yang hanya sekitar 3 persen hingga 4 persen.
Direktur Operasi dan Produksi Timah Purwoko, mengatakan bahwa perseroan melibatkan mitra penambang yang umumnya berbadan usaha koperasi, BUMDes, dan CV untuk melakukan penambangan di wilayah tambang yang masuk dalam izin usaha pertambangan (IUP) perseroan.
Mitra berbadan usaha lebih diutamakan ketimbang mitra individual sebab bisa turut meningkatkan kontribusi pajak kepada negara.
Umumnya, perseroan melibatkan mitra tersebut untuk menambang area tambang yang masih memiliki cadangan mineral, tetapi tidak layak untuk ditambang dengan skala industri atau menggunakan alat berat.
Pelibatan mitra setempat ini juga sekaligus bertujuan untuk menekan aktivitas penambangan ilegal. Dengan mengakomodasi keterlibatan badan usaha lokal, PT Timah berharap aktivitas penambangan ilegal di wilayah IUP perseroan bisa berkurang.
Sayangnya, perseroan hanya bisa melakukan skema kemitraan ini di lokasi IUP perseroan. Kenyataannya, aktivitas penambangan ilegal justru cukup luas di luar IUP perseroan. Aktivitas ini tidak saja merugikan bagi pelaku usaha tambang yang berizin resmi, tetapi juga pemerintah sebab kehilangan kontribusi pajak.
“Target sih kalau kita bicara dari total produksi, dari situ harapannya sumbangannya bisa 7 sampai 10 persen dari porsi seluruh target produksi bijih,” katanya, Rabu (22/6) malam.
Menurutnya, sejauh ini kontribusi mitra terhadap total produksi perseroan baru sekitar 2 persen hingga 3 persen. Dirinya optimistis target kontribusi 7 persen-10 persen itu dapat tercapai di kuartal terakhir tahun ini.
Adapun, berdasarkan pemberitaan sebelumnya, target produksi bijih timah perseroan tahun ini dipatok 35.000 ton. Pada kuartal pertama tahun ini, realisasi produksi bijih timah hanya 4.508 ton, turun 11 persen dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun lalu yang sebesar 5.037 ton.
Sumber Bisnis, edit koranbumn