PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengumumkan rencananya untuk menerbitkan obligasi melalui instrumen obligasi dan sukuk dengan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) pada 14 Juli 2022. Penjamin Pelaksana Emisi dalam obligasi ini yaitu Mandiri Sekuritas, CIMB Sekuritas, dan BRI Danareksa Sekuritas. Total Nilai Emisi obligasi dan Sukuk ini adalah sebanyak-banyaknya Rp3.000.000.000.000 (tiga triliun rupiah) dengan tenor obligasi 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun.
Dana Obligasi dan Sukuk ini akan digunakan untuk pengembangan angkutan batu bara Sumatera bagian selatan sebesar Rp1,815 triliun, pembayaran jatuh tempo obligasi I tahun 2017 seri A sebesar Rp1 triliun, dan pengadaan sarana KA Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) sebesar Rp185 miliar.
Obligasi dan Sukuk ini mendapatkan peringkat idAA + (Double A plus; Stable) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 13 April 2022. Obligasi dan Sukuk terbagi menjadi 2 seri di mana Seri A berjangka waktu 5 tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon Obligasi dan Sukuk 7,45% – 8,10% per tahun, Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon Obligasi dan/atau sukuk 7,80% – 8,50% per tahun. Bunga Obligasi dan Sukuk dibayarkan triwulan 30/360, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing Bunga Obligasi dan Sukuk.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo pada acara Investor Gathering di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, 14 Juli 2022 mengatakan, KAI telah membuktikan diri menjadi salah satu pilar utama layanan transportasi di negeri kita yang sangat kita cintai ini. Pada 2021 KAI melayani sebanyak 155 juta penumpang dan 50,3 juta ton barang untuk angkutan barang.
“Realisasi Semester I tahun 2022 ini, jumlah penumpang KAI telah mencapai 119,8 juta dan volume angkutan barang telah mencapai 26,8 juta ton. Kami yakin jumlah tersebut akan terus tumbuh,” ujar Didiek.
KAI akan terus berupaya untuk menjadi pilihan utama moda transportasi penumpang maupun logistik di Indonesia saat ini serta masa yang akan datang. KAI siap untuk menyongsong hal tersebut dengan secara kontinu meningkatkan kompetensi dengan didukung oleh kemampuan kolaborasi dan perencanaan yang baik.
Batu bara merupakan komoditi angkutan barang terbesar KAI. Pada tahun 2021, KAI mengangkut 38,36 juta ton batu bara, atau 76,32% dari total angkutan barang KAI sebesar 50,26 juta ton. KAI menargetkan, volume angkutan batu bara menjadi sebanyak 105,25 juta ton di tahun 2027, meningkat 174,38% dibanding pencapaian di tahun 2021.
Rencana pengembangan Sumatera Bagian Selatan sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang masih mengandalkan batu bara dan rencana PT BA untuk meningkatkan produksi batu baranya
. Sinergi BUMN antara KAI, Bukit Asam, dan PLN untuk mendukung Ketahanan Energi Nasional dimana KAI akan menyediakan layanan angkutan barang yang dapat diandalkan.
KAI akan memperbarui sistem persinyalan serta membangun jalur ganda untuk meningkatkan kapasitas lintas sehingga lebih banyak perjalanan KA yang beroperasi. Selain itu, KAI juga akan melakukan pengembangan pada fasilitas perawatan sarana dan prasarana serta pengembangan stasiun muat dan bongkar. Dengan sarana dan prasarana yang andal maka volume angkutan batu bara dapat ditingkatkan.
Adapun pengadaan sarana KA BIAS ditujukan sebagai dukungan KAI terhadap rencana pemerintah dalam Proyek Strategis Nasional pada pengembangan transportasi berbasis rel dari dan menuju Bandara. KAI akan mengadakan sebanyak 4 trainset dimana 1 trainsetnya terdiri dari 4 unit kereta.
Dengan adanya KA BIAS, KAI memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan perjalanan dari dan menuju Bandara Internasional Adi Soemarmo. KA BIAS menghubungkan stasiun Bandara Internasional Adi Soemarmo, Kadipiro, Solo Balapan, Purwosari, Klaten, Maguwo, Yogyakarta, Wates, dan Kedundang.
Tersedianya layanan transportasi Kereta Api terintegrasi dengan bandara yang dapat diandalkan, akan semakin memudahkan masyarakat untuk bepergian dengan mudah dan nyaman tanpa perlu melalui kemacetan di jalan raya.
Kinerja keuangan dan profitabilitas tahun 2017 s.d 2019 menunjukkan peningkatan yang stabil. Pada tahun 2020 terdapat penurunan kinerja yang diakibatkan oleh dampak pandemi. Di tahun 2021 KAI berhasil melakukan recovery sehingga mampu menurunkan net loss secara signifikan walaupun masih dalam situasi pandemi. Di Tahun 2021, KAI mampu meningkatkan kinerjanya sehingga membukukan arus kas operasi operasi positif Rp723 miliar.
Pada Q1-2022, kinerja KAI baik angkutan penumpang maupun angkutan barang meningkat dibanding Q1-2021. Volume penumpang pada Q1-2022 yaitu 51,7 juta penumpang, naik 33,7% dibanding Q1-2021 yaitu 38,6 juta penumpang. Sementara volume angkutan barang pada Q1-2022 yaitu 12,5 juta ton, naik 15% dibanding Q1-2021 yaitu 10,9 juta ton.
Kenaikan volume pada angkutan penumpang dan barang pada Q1-2022 dibanding Q1-2021 berkontribusi pada kenaikan kinerja profitabilitas dan arus kas operasi. Profitabilitas naik 110,7% pada Q1-2022 dibandingkan dengan Q1-2021. Sementara pada periode yang sama arus kas operasi membaik sebesar 73,6%.
“Penawaran umum kali ini, akan kami gunakan sebaik mungkin dalam rangka peningkatan angkutan kereta api, terutama angkutan barang serta angkutan penumpang. Hal ini adalah wujud dari komitmen kami dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan sehingga kereta api dapat menjadi tulang punggung transportasi massal yang dapat diandalkan baik untuk angkutan penumpang maupun barang bagi seluruh masyarakat Indonesia.” tutup Didiek. (Public Relations KAI)