PT Angkasa Pura II (Persero) menjalankan Transformation 2.0 pada 2020 – 2024 untuk membidik posisi sebagai pemimpin pasar operator bandara di ASEAN.
Transformation 2.0 ini merupakan kelanjutan dari Transformation 1.0 yang dijalankan pada 2016 – 2020.
Di dalam kedua program transformasi itu, perseroan fokus pada pengembangan Business & Portfolio, Infrastructure & Operation, dan Human Capital.
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan tujuan dijalankannya Transformation 1.0 dan Transformation 2.0 adalah membuat perusahaan dan bandara-bandara yang dikelolanya siap menghadapi era Industri 4.0 dengan berbagai fasilitas dan layanan berbasis teknologi, untuk kemudian menjadi pemimpin operator bandara di ASEAN.
Sejalan dengan itu, lanjut Muhammad Awaluddin, faktor paling penting di dalam transformasi adalah pengembangan Sumber Daya Manusia/SDM (Human Capital) yang memahami digitalisasi dan teknologi.
“SDM adalah faktor paling penting. Tanpa SDM yang tidak kompeten atau tidak memahami digitalisasi dan teknologi khususnya di era Industri 4.0 maka transformasi PT Angkasa Pura II tidak akan berhasil. Karena itu, kami melakukan Human Capital Transformation untuk membentuk SDM yang Digital Savvy dan Tech Savvy, serta SDM yang kreatif dan inovatif [Innovative Based Human Capital],” jelas Muhammad Awaluddin.
Guna mencapai hal tersebut PT Angkasa Pura II melakukan transformasi pada pengembangan SDM, yang berfokus pada 3 aspek yakni pengembangan orang (people), organisasi (organization) dan budaya kerja (culture).
People
Pengembangan pada aspek people bertujuan untuk menciptakan talenta digital (digital talent) di PT Angkasa Pura II.
“Pengembangan aspek people saat ini tengah dijalankan untuk menjadikan karyawan sebagai digital talent dan berkompeten dalam menerapkan konsep smart airport. Program ini berjalan baik, didukung dari komposisi karyawan AP II yang sebanyak 70% adalah millennial, di mana usia tersebut sangat memahami pengembangan teknologi,” ungkap Muhammad Awaluddin.
Organization
Sementara itu pengembangan pada aspek organization dilakukan agar karyawan mampu menjaga operasional perusahaan termasuk ketika menghadapi periode menantang seperti adanya pandemi COVID-19.
Sejalan dengan hal tersebut, PT Angkasa Pura II memupuk pola kerja digital atau Digital Ways of Working.
“Melalui Digital Ways of Working maka PT Angkasa Pura II memiliki suatu organisasi yang dapat adaptif dan tangkas atau disebut dengan agility organization, sehingga kami dapat mengantisipasi berbagai perubahan yang cepat,” jelas Muhammad Awaluddin.
Menyusul terciptanya pola kerja digital, maka karyawan pun menerapkan konsep Bring Your Own Device (BYOD) untuk lebih produktif dan cepat.
Setiap karyawan PT Angkasa Pura II, yang telah menjalankan Digital Ways of Working dan Bring Your Own Device, kemudian saling bersinergi dan terhubungan di dalam aplikasi internal iPerform.
Aplikasi iPerform merupakan platform bagi karyawan untuk mengelola kegiatan atau berbagai aktivitas internal guna menjaga operasional perusahaan dan bandara yang dikelolanya.
Culture
Lebih lanjut, pengembangan Human Capital juga dilakukan pada aspek budaya kerja yang mengarah ke budaya kerja digital (digital culture).
Guna memastikan tercapainya target mewujudkan budaya kerja digital, sejak 2018 perseroan melakukan pengukuran Digital Culture Index yang mencakup Digital Essential Index, Digital Readiness Index dan Digital Performance Index.
Pengukuran ini untuk mengetahui sejauh mana posisi SDM perusahaan untuk dapat melakukan transformasi digital, di mana hasil pengukuran digunakan untuk menentukan tahapan transformasi berikutnya.
Pada 2018 dan 2019, Digital Culture Index Angkasa Pura II Group berada pada level di atas 8 dari skala 1 – 10.
Dengan SDM yang siap menghadapi Revolusi Industri 4.0, PT Angkasa Pura II dapat menghadirkan pelayanan dan fasilitas berbasis teknologi maju (advanced technology) seperti robotics, Internet of Things (IoT), unmanned transportation, hingga mewujudkan adanya Airport Big Data demi pelayanan yang lebih baik.
Pengembangan SDM di dalam Transformation 2.0 ini juga untuk mendukung penerapan konsep Leading Digital, yakni upaya memperkuat PT Angkasa Pura II melalui digitalisasi seluruh aspek baik itu pelayanan, operasional dan bisnis.